Mohon tunggu...
indah nurrohmah
indah nurrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

teknik kelautan its 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lempeng Tektonik: Kekuatan Alam yang Mengubah Bumi

17 April 2024   12:44 Diperbarui: 17 April 2024   12:44 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lempeng tektonik, raksasa tak kasat mata yang tak henti bergerak, merupakan salah satu kekuatan paling fundamental yang membentuk Bumi. Pergerakan lempeng-lempeng ini, bagaikan tarian raksasa di atas mantel bumi, telah melahirkan gunung-gunung yang menjulang tinggi, mengukir lembah-lembah yang dalam, dan memicu gempa bumi dan tsunami yang dahsyat. Bertanggung jawab atas berbagai fenomena alam yang spektakuler, sekaligus menjadi sumber bencana alam yang dahsyat.

Lempeng tektonik adalah bagian dari litosfer, lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi beberapa lempeng besar dan kecil. Lempeng-lempeng ini bergerak di atas mantel bumi yang panas dan plastis, bagaikan raksasa yang mengapung di atas lautan magma. Pergerakan lempeng ini dapat berupa saling menjauh (divergensi), saling mendekat (konvergensi), atau saling bergeser (transform).

.

Interaksi antar lempeng inilah yang menghasilkan berbagai fenomena geologis yang luar biasa. salah satunya kegiatan magmatik dan terbentuknya zona-zona kegempaan dengan intensitas tinggi. Selain dikarenakan pergerakan antar lempeng, terjadinya gempa juga berkaitan dengan keberadaan sesar (pergeseran lapisan batuan) aktif yang membentang di beberapa wilayah, di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, sesar di Papua, atau sesar yang lebih kecil seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat.

Fenomena geologis yang paling mencolok adalah pembentukan gunung. Ketika dua lempeng saling mendekat, terjadilah tumbukan yang mengakibatkan salah satu lempeng terangkat ke atas, membentuk pegunungan yang megah. Contohnya adalah Himalaya, yang terbentuk akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Di sisi lain, ketika dua lempeng saling menjauh, terjadilah retakan di kerak bumi yang mengakibatkan magma dari mantel bumi naik ke permukaan, membentuk gunung berapi. Contohnya adalah Cincin Api Pasifik, yang merupakan jalur gunung berapi yang mengelilingi Samudra Pasifik akibat pergerakan lempeng di sekitarnya.

detikNews - detikcom
detikNews - detikcom

Pergerakan lempeng tektonik juga dapat memicu gempa bumi. Ketika lempeng saling bergeser, terjadilah gesekan yang menghasilkan energi yang besar. Ketika energi ini dilepaskan, terjadilah gempa bumi yang dapat menggetarkan bumi dan mengakibatkan kerusakan parah. . Selain dikarenakan pergerakan antar lempeng, terjadinya gempa juga berkaitan dengan keberadaan sesar (pergeseran lapisan batuan) aktif yang membentang di beberapa wilayah, di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, sesar di Papua, atau sesar yang lebih kecil seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat. Contohnya adalah gempa bumi di Sumatra tahun 2004 yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Meskipun lempeng tektonik dapat mengakibatkan bencana alam yang dahsyat, ia juga memiliki peran penting dalam kehidupan di Bumi. Pergerakan lempeng tektoniklah yang menciptakan keragaman topografi Bumi, seperti gunung, lembah, dan dataran. Keragaman ini memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dan hewan untuk hidup dan berkembang.

Lempeng tektonik juga berperan dalam mengatur iklim global. Pergerakan lempeng tektonik dapat membuka dan menutup jalur laut, yang dapat mengubah pola arus laut dan iklim di berbagai wilayah. Contohnya adalah pembukaan Samudra Atlantik yang diyakini berperan dalam perubahan iklim global.

Memahami lempeng tektonik dan pergerakannya sangat penting untuk memahami sejarah Bumi, memprediksi bencana alam, dan mengelola sumber daya alam. Dengan mempelajari lempeng tektonik, kita dapat belajar untuk hidup berdampingan dengan kekuatan alam yang luar biasa ini.

Lempeng tektonik adalah pengingat bahwa Bumi adalah planet yang dinamis dan terus berubah. Dengan berdasar teori Wegener mengenai "Continental Drift" alias pergerakan lempeng tektonik itu, terbukti bahwa Bumi adalah planet yang dinamis. Inti Bumi terdiri dari batuan panas yang cair, dimana di atasnya mengapung lapisan kerak Bumi yang tebalnya hanya beberapa puluh meter hingga puluhan kilometer. Tumbukan atau pemisahan dua atau lebih lempeng tektonik, selama milyaran atau ratusan juta tahun silam membentuk morfologi Bumi saat ini. Sekitar 300 juta tahun silam di zaman Karbon hingga Jura di Bumi hanya ada satu benua raksasa yang disebut Pangea, yang merupakan penggabungan dua benua besar Laurussia dan Gondwana. Gerakan lempeng ini amat lamban, kadang hanya satu sentimeter per tahun, tapi dalam kumulasi waktu ratusan atau ribuan tahun, energi dari gerakannya bisa amat dahsyat jika dilepas seketika. Inilah pemicu gempa hebat di seluruh dunia. Hingga kini para ahli geologi belum bisa meramal kapan gempa akan terjadi. Kekuatan alam ini, meskipun tak terlihat, memiliki peran besar dalam membentuk planet yang kita tinggali ini. Dengan mempelajari dan memahami lempeng tektonik, kita dapat belajar untuk hidup selaras dengan alam dan memanfaatkan kekuatannya untuk kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun