Lempeng tektonik adalah pengingat bahwa Bumi adalah planet yang dinamis dan terus berubah. Dengan berdasar teori Wegener mengenai "Continental Drift" alias pergerakan lempeng tektonik itu, terbukti bahwa Bumi adalah planet yang dinamis. Inti Bumi terdiri dari batuan panas yang cair, dimana di atasnya mengapung lapisan kerak Bumi yang tebalnya hanya beberapa puluh meter hingga puluhan kilometer. Tumbukan atau pemisahan dua atau lebih lempeng tektonik, selama milyaran atau ratusan juta tahun silam membentuk morfologi Bumi saat ini. Sekitar 300 juta tahun silam di zaman Karbon hingga Jura di Bumi hanya ada satu benua raksasa yang disebut Pangea, yang merupakan penggabungan dua benua besar Laurussia dan Gondwana. Gerakan lempeng ini amat lamban, kadang hanya satu sentimeter per tahun, tapi dalam kumulasi waktu ratusan atau ribuan tahun, energi dari gerakannya bisa amat dahsyat jika dilepas seketika. Inilah pemicu gempa hebat di seluruh dunia. Hingga kini para ahli geologi belum bisa meramal kapan gempa akan terjadi. Kekuatan alam ini, meskipun tak terlihat, memiliki peran besar dalam membentuk planet yang kita tinggali ini. Dengan mempelajari dan memahami lempeng tektonik, kita dapat belajar untuk hidup selaras dengan alam dan memanfaatkan kekuatannya untuk kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H