Saat Generasi Z mulai berperan sebagai orang tua dan mentor, panggung pun mulai dipersiapkan untuk kemunculan penerus mereka yakni Gen Beta. Lahir dari tahun 2025 hingga 2039, kelompok generasi mendatang ini siap mewarisi dunia yang dibentuk secara mendalam oleh kemajuan teknologi yang pesat dan norma-norma masyarakat yang terus berkembang. Generasi Beta diperkirakan akan mewarisi dunia yang lebih beragam dan terhubung dibandingkan sebelumnya, berkat usaha Gen Z dan Milenial yang telah menghapus prasangka lama dan memupuk budaya penerimaan. Mereka akan tumbuh di masyarakat yang tidak hanya menerima, tetapi juga merayakan keberagaman ras, gender, seksualitas, dan gaya hidup. "Generasi Beta kemungkinan akan menjadi generasi yang paling inklusif, di mana keberagaman tidak hanya diakui, tetapi juga dihargai," ujar sosiolog Dr. Michael Thompson. Kebijakan dan praktik mereka mungkin secara alami akan cenderung mendukung kesetaraan dan keadilan, mencerminkan kematangan norma sosial yang lebih mengutamakan empati dan rasa hormat ketimbang sekadar toleransi. Berikut beberapa alasan mengapa generasi ini kemungkinan besar akan lebih inklusif:
1. Akses Informasi yang Lebih Luas dan Cepat
Generasi Beta tumbuh dalam era digital yang sangat terkoneksi, di mana mereka memiliki akses mudah ke berbagai informasi dari seluruh dunia melalui internet dan media sosial. Akses ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami dan menghargai keragaman budaya, identitas, dan perspektif yang berbeda, yang memotivasi sikap inklusif.
2. Perubahan Sosial dan Kesadaran Keadilan
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran nilai sosial yang lebih menekankan pada kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia. Isu-isu seperti kesetaraan gender, keragaman ras dan etnis, serta inklusivitas sosial semakin mendapatkan perhatian global. Generasi Beta, yang tumbuh di tengah-tengah kesadaran ini, lebih cenderung untuk mengadopsi nilai-nilai inklusif dan mendukung keadilan sosial.
3. Teknologi yang Memfasilitasi Kolaborasi Global
Teknologi komunikasi, seperti media sosial, aplikasi video konferensi, dan platform berbagi konten, memungkinkan generasi ini untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang, budaya, dan negara. Ini membentuk pemahaman yang lebih luas tentang dunia dan mengurangi stereotip serta prasangka terhadap kelompok tertentu.
4. Pendidikan yang Menekankan Keberagaman
Pendidikan modern semakin menekankan pentingnya keberagaman dan inklusivitas. Di banyak negara, kurikulum sekarang memasukkan pembelajaran tentang sejarah kelompok yang terpinggirkan, hak-hak minoritas, serta pentingnya saling menghormati dan berkolaborasi. Hal ini membentuk generasi Beta untuk lebih terbuka dan menerima perbedaan.
5. Perubahan di Tempat Kerja dan Keluarga
Tempat kerja dan keluarga semakin beragam dan inklusif. Banyak perusahaan dan organisasi kini mengadopsi kebijakan yang mempromosikan keberagaman dan inklusi. Keluarga juga semakin beragam dalam hal struktur dan budaya. Semua ini akan membentuk pandangan generasi Beta yang lebih inklusif terhadap dunia di sekitar mereka.
6. Perhatian Terhadap Masalah Sosial dan Lingkungan
Generasi Beta juga tumbuh di tengah peningkatan kesadaran akan masalah sosial dan lingkungan yang kompleks, seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketidaksetaraan. Mereka lebih cenderung untuk mendukung kebijakan dan tindakan yang berfokus pada keberagaman dan inklusivitas sebagai bagian dari upaya menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih adil.
Generasi Beta, yang akan lahir sekitar tahun 2025 hingga 2039, akan menghadapi tantangan yang sangat berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, mengingat perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang pesat. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang kemungkinan besar akan dihadapi oleh Generasi Beta:
1. Perubahan Iklim dan Krisis Lingkungan
- Tantangan: Perubahan iklim yang semakin parah dan kerusakan lingkungan akan menjadi tantangan besar bagi Generasi Beta. Mereka akan hidup di dunia yang menghadapi bencana alam lebih sering, kekurangan sumber daya alam, dan ancaman terhadap keberlanjutan planet ini.
- Dampak: Generasi Beta akan perlu menghadapi perubahan pola cuaca yang ekstrem, naiknya permukaan air laut, serta masalah lingkungan lainnya, yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya migrasi massal atau ketidakstabilan sosial).
2. Ketidakpastian Ekonomi dan Ketimpangan Sosial
- Tantangan: Ekonomi global yang terus berubah, terutama dengan dampak dari kemajuan teknologi dan otomatisasi, dapat menciptakan ketidakpastian dalam dunia kerja. Banyak pekerjaan yang ada sekarang bisa hilang atau berubah, dan generasi ini harus menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang lebih fleksibel dan berbasis teknologi.
- Dampak: Ketimpangan ekonomi yang semakin tajam, serta kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin, dapat memperburuk ketegangan sosial dan menciptakan kesulitan dalam pencapaian kesejahteraan yang merata.
3. Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Psikologis
- Tantangan: Stres dan tekanan psikologis akibat ketergantungan teknologi, perbandingan sosial di media sosial, serta kecemasan tentang masa depan bisa menjadi tantangan besar. Generasi Beta mungkin akan lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan kelelahan digital.
- Dampak: Pengaruh negatif dari media sosial dan tekanan untuk selalu "terkoneksi" bisa mengurangi kesejahteraan emosional mereka, mengingat tantangan dalam mencapai keseimbangan antara kehidupan nyata dan dunia digital yang semakin mendominasi.
4. Transformasi Teknologi dan Otomatisasi
- Tantangan: Teknologi yang berkembang pesat, seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, dan Internet of Things (IoT), akan mengubah hampir setiap aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan interaksi sosial. Meskipun teknologi menawarkan banyak keuntungan, ketergantungan yang semakin besar pada otomatisasi dapat menimbulkan masalah baru seperti pengangguran struktural dan kehilangan keterampilan tradisional.
- Dampak: Generasi Beta akan harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat, mengembangkan keterampilan baru, dan menjaga relevansi mereka di dunia yang semakin didominasi oleh kecerdasan buatan dan sistem otomatis.
5. Polarisasi Sosial dan Politik
- Tantangan: Ketegangan sosial dan politik yang semakin tajam dapat mempengaruhi Generasi Beta, dengan munculnya polarisasi yang lebih besar dalam masyarakat. Isu-isu seperti nasionalisme, populisme, serta perbedaan pandangan yang tajam dapat menciptakan ketidakpastian sosial dan kesulitan dalam mencapai konsensus yang mendukung kemajuan bersama.
- Dampak: Mereka harus belajar untuk berkomunikasi, berdialog, dan bekerja sama di tengah perbedaan, sambil menghadapi tantangan dalam menjaga kohesi sosial yang sehat dalam masyarakat yang semakin terpecah.
6. Kesenjangan Pendidikan dan Akses Teknologi
- Tantangan: Meskipun teknologi memberikan banyak peluang, kesenjangan akses terhadap teknologi dan pendidikan berkualitas masih menjadi masalah besar. Generasi Beta mungkin akan mengalami ketidaksetaraan dalam akses ke teknologi canggih dan pendidikan yang memadai, yang dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi.
- Dampak: Anak-anak dari latar belakang kurang mampu atau daerah terpencil mungkin akan kesulitan untuk bersaing di dunia yang semakin bergantung pada pengetahuan digital dan keterampilan teknis.
7. Keberagaman Budaya dan Identitas Global
- Tantangan: Meskipun dunia semakin terhubung, tantangan terkait dengan keberagaman budaya, ras, dan identitas bisa semakin kompleks. Generasi Beta akan hidup di dunia yang lebih global dan multikultural, tetapi ini juga bisa menimbulkan tantangan dalam hal integrasi budaya dan pemahaman antar kelompok.
- Dampak: Mereka harus belajar untuk menghargai perbedaan budaya dan identitas yang semakin kompleks, serta mengatasi masalah terkait dengan diskriminasi, prasangka, dan konflik identitas.
8. Ketidakpastian Teknologi dan Privasi Data
- Tantangan: Dengan meningkatnya penggunaan data pribadi dan digitalisasi segala aspek kehidupan, masalah privasi dan pengawasan akan menjadi isu yang semakin penting. Generasi Beta akan tumbuh di dunia yang penuh dengan pemantauan digital dan pengumpulan data pribadi, yang bisa menimbulkan masalah terkait keamanan data dan privasi.
- Dampak: Mereka harus belajar untuk melindungi informasi pribadi mereka dan menghadapi potensi penyalahgunaan data, seperti pencurian identitas atau manipulasi digital.
9. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Global
- Tantangan: Sebagai generasi yang akan datang, Generasi Beta harus siap untuk mengambil alih kepemimpinan di dunia yang semakin kompleks dan terhubung. Mereka akan menghadapi tantangan besar dalam membuat keputusan yang mempengaruhi masa depan, baik dalam hal kebijakan sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
- Dampak: Mereka harus mengembangkan kemampuan untuk menjadi pemimpin yang bijaksana, bertanggung jawab, dan berpikiran terbuka dalam menghadapi tantangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
10. Perubahan Sosial dan Nilai-Nilai Keluarga
- Tantangan: Masyarakat akan terus berubah, dan nilai-nilai tradisional tentang keluarga, pekerjaan, dan hubungan sosial mungkin akan bergeser. Generasi Beta akan tumbuh dalam struktur keluarga yang lebih beragam dan lebih fleksibel, yang mungkin memengaruhi cara mereka memandang peran dan identitas mereka dalam masyarakat.
- Dampak: Mereka akan menghadapi tantangan dalam hal adaptasi terhadap nilai-nilai baru ini, serta dalam menciptakan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional yang lebih dinamis.
Kesimpulan
Generasi Beta akan menghadapi dunia yang sangat berbeda, penuh dengan tantangan besar, tetapi juga peluang besar. Untuk menghadapinya, mereka perlu memiliki keterampilan adaptasi yang kuat, kesiapan untuk belajar sepanjang hayat, dan kesadaran sosial yang tinggi untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H