"Iya, seperti mau didatangi pacar," celetuk mama yang menyiapkan gelas-gelas di meja makan.
Hah. Aku kaget sendiri. Kuperhatikan kakakku baik-baik. Selama ini dia nggak punya pacar. Temannya yang ke rumah kebanyakan cowok. Tapi nggak ada yang ia istimewakan seperti Ridho.
Jangan-jangan kakakku...aku menggeleng kuat mencoba mengenyahkan prasangka. Waktu aku SMP dulu dan kak Sultan SMA, dia pernah kok naksir teman sekelasku yang namanya Yunita. Pasti kakakku lelaki normal, kan?
Dan saat mama nyeletuk seperti didatangi pacar, kok kak Sultan senyum-senyum salting. Ih, jijay.
Aku jadi eneg dan mencoba mengenyahkan pikiran buruk. Jangan Tuhan, jangan biarkan kakakku belok.
Jam sebelas tepat bel pintu berbunyi. Kak Sultan bergegas hendak membuka pintu. Aku dan mama membuntuti dengan kepo di belakangnya.
Kami sampai di ruang tamu. Kak Sultan membuka pintu dan seorang gadis cantik berdiri di situ. Kak Sultan menyuruhnya masuk dan dia senyum ke mama sambil menundukkan kepala. Meraih tangan mama lalu menciumnya. Ia juga menyalamiku.
Aku dan mama senyum-senyum sopan dan heran. Kami masih melihat keluar pintu menanti seseorang. Kak Sultan malah menutup pintu.
"Lho, mana Ridho?" tanyaku bingung.
Kak Sultan dan temannya  bingung. Mama ikutan bingung. Tiba-tiba Kak Sultan dan temannya ketawa-ketawa sendiri.
"Ini Ridho!" seru Kak Sultan menunjuk ke cewek itu.