Dalam kesempatan kunjungan saya ke Jogja baru-baru ini, saya mengunjungi Taman Aglonema atau Aglaonema Park . Lokasinya berada di kompleks desa wisata Puri Mataram, Kelurahan/Desa Tridadi, Kabupaten Sleman -- sekitar 11 kilometer dari pusat Kota Jogja.
Kami (saya dan Sri) berperan sebagai turis, dan pemandunya adalah teman kami Andriyani dan suaminya, Mas Johan. Mereka berdua menjemput di Hotel Kombokarno pagi dan mengantar kami ke Taman Aglaonema. Kenapa Taman Aglaonema yang dipilih? Jawabannya adalah karena Sri mau makan siang di Jejamuran, sebuah tempat makan dengan menu semuanya serba jamur (kisahnya nanti akan saya ceritakan dalam artikel tersendiri).
Taman Aglonema merupakan satu-satunya kawasan wisata di Indonesia dengan koleksi tanaman hias. Terdapat sekitar 90 ribu tanaman hias/aglaonema yang terdiri dari 209 spesies. Taman ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Tridadi Makmur. Untuk dapat memasuki area taman yang dipenuhi pot aglaonema berbagai jenis, kita harus membayar tiket seharga Rp20.000 per orang.
Selain melihat berbagai jenis tanaman Aglaonema, kita dapat berfoto di beberapa spot yang sengaja diletakkan di dalam taman. Ada patung Spongebob dan teman-temannya, spot tempat duduk, gardu pandang untuk memotret dari atas, patung Greg Hambali bapak Aglaonema Indonesia, patung burung raksasa yang dibuat dari susunan pot aglaonema, ayunan, aneka patung, tulisan, dan ribuan Aglaonema yang disusun dengan berbagai plot sehingga menjadi setting yang menarik jika berfoto di situ.
Terdapat pula tanaman Aglaonema yang dijual, namun kami tidak tertarik untuk membeli karena akan repot urusannya dengan bagian karantina bandara jika kami membawanya ke Makassar. Lagipula tanaman aglaonema sudah ada di rumah.
Saat kami memasuki area wisata tersebut, cuaca habis hujan dan kadang masih ada rintik kecil. Syahdu pokoknya. Suasana syahdu ini turut mempengaruhi perasaan saat jalan-jalan di Taman Aglaonema. Apalagi saat itu hanya kami berempat yang memasuki area taman. Pas kami mau pergi, baru ada pengunjung lain. Suasana sepi bisa dimaklumi karena cuaca yang sering hujan. Walaupun saat itu hari Sabtu, saat pada umumnya datang lebih banyak wisatawan.
Kami didampingi salah satu petugas di Taman Aglaonema, seorang mbak-mbak yang sepertinya juga bertugas memelihara tanaman. Ia membantu kami mengambil foto-foto.
Menurut saya, Taman Aglaonema ini cukup representatif untuk dikunjungi keluarga. Area Puri Mataram yang luas juga sebagian terdiri dari beberapa rumah joglo dan pendopo yang biasa disewa untuk berbagai acara. Saat kami datang, ada dua acara yang sedang berlangsung, namun tidak saling mengganggu karena letak antar pendopo agak jauh.
Terdapat juga tempat makan, namun kami tidak ke sana karena rencana akan makan siang di Jejamuran.
Selain tanaman, ada sudut lain berupa kandang hewan. Ini areanya di luar Taman Aglaonema. Saat kami mendekat ternyata isinya burung merak.Â
Setelah mengamati merak, kami berjalan keluar dan melewati kolam yang luas. Di kolam tersebut terdapat perahu bebek-bebek yang disewakan. Jadi sepertinya anak-anak kecil pun akan suka berkunjung ke sini karena ada beberapa spot permainan untuk anak-anak.
Sepertinya area Puri Mataram dan Taman Aglaonema ini masih dapat dikembangkan menjadi tujuan wisata yang lebih menarik. Semoga BumDes Tridadi mampu mengelola Taman Aglaonema agar tetap asri dan lestari serta menjadi wisata tanaman hias nomor satu di Indonesia. Usul saya, walaupun dinamakan Taman Aglaonema, bisa juga dikembangkan tanaman lain dan dibuatkan spot-spot tersendiri di area Puri Mataram.Â
Jalan-jalan melihat tanaman yang indah dan beragam tentu sangat menyenangkan di tengah banyaknya destinasi wisata massal buatan. Jalan-jalan kami di Taman Aglaonema kemarin sangat meneduhkan mata, dan menentramkan hati. Menjadi kenangan yang hangat di hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H