Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkunjung ke Jogja di Bulan Desember, Hujan Tak Menghalangiku Belanja

24 Desember 2024   08:10 Diperbarui: 24 Desember 2024   08:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di dalam pesawat, pulang ke Makassar. See you later, Jogja (Sumber: dokpri)

Usai makan, kami mampir di lapak penjual tas. Kami memutuskan beli tas sebagai wadah oleh-oleh yang sudah kami beli. Selain daster-daster dan batik, kami juga sudah beli bakpia, cokelat, keripik, dan lain-lain. Belum lagi Andri juga memberi camilan satu kantong, ada juga salak dan jajanan dari Maya dan Nurdin -- teman kantor yang sudah pindah ke Jogja. Ada juga oleh-oleh dari teman penulis IIDN yang menyempatkan diri menemui saya di hotel. Pokoknya tas penuuuh -- alamat overbagage, dan memang iyaa!

Minggu pagi kami siap dari pagi karena memilih naik kereta ke bandara YIA. Arman sangat berjasa membawakan barang ibu-ibu yang kalap belanja. Satu troli penuh ia dorong di peron menuju kereta, dan di bandara sebelum antre bagasi. Dua tas, dua kopor, dan dua dus yang kami hendak bagasikan -- dan ini over. Akhirnya dus kecil punya Arman mengalah harus masuk kabin. Setelah lima bagasi sudah kami serahkan, kondisinya Arman masih membawa tas laptop di punggungnya, dua tas baru (belanja di Teras 2) dengan isian penuh ia bawa kanan kiri. Saya membawa tas laptop di punggung, tas kecil saya slempang di pundak, dan bantu bawakan dus kecil punya Arman. Kecil tapi lumayan berat oy, karena isinya salak. Sri membawa tas laptop, tas tangan, dan satu tas baru yang terisi penuh (beli di Teras 2).

Tumpukan barang-barang yang sebagian masuk bagasi (Sumber: dokpri)
Tumpukan barang-barang yang sebagian masuk bagasi (Sumber: dokpri)

Sungguh-sungguh seperti separuh barang di Malioboro berpindah ke tas-tas kami (hahaha ini jelas lebay). Tapi kata Sri, seandainya tidak ada batasan bagasi, mungkin masih banyak yang akan ia beli. Ya, mungkin saya juga, apalagi Arman yang ternyata seorang bapak-bapak yang suka belanja oleh-oleh untuk keluarga.

Perlu digarisbawahi ya, kami bukan boros atau lapar mata. Sebagian dari barang-barang yang kami beli, ya kami bagikan lagi ketika kami tiba di Makassar. Ada yang untuk keluarga, tetangga, dan teman-teman di kantor. Semua dapat bagian. Walau tentu saja, membawa oleh-oleh itu sebenarnya bukan hal yang wajib ya gaes yaa. Ini hanyalah tradisi orang Indonesia yang kadang memberatkan. Tapi kalau saya sih santuy saja. Kalau sempat ya saya beli, kalau tidak ya tidak. Disesuaikan saja dengan budget dan tentu saja kekuatan membawanya.

Tak terasa tiga malam di Jogja berlalu. Di kursi pesawat, saat pesawat sudah mendarat di bandara Hasanuddin, saya berkata pada teman-teman: "Besok Senin, masuk kerja lagi. Kemarin di Jogja seperti mimpi saja, ya?"

Berfoto di dalam pesawat, pulang ke Makassar. See you later, Jogja (Sumber: dokpri)
Berfoto di dalam pesawat, pulang ke Makassar. See you later, Jogja (Sumber: dokpri)

Mereka berdua mengangguk. "Saya kalau pak bos kelupaan barangnya di Jogja, lalu minta tolong diambilkan, saya mau deh ambilkan," ucap Arman.

Wkwkwk, berkunjung ke Jogja memang bikin nagih mau kesana lagi.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun