Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berhenti Menjadi Peneliti Bukan Akhir Segalanya, Namun Awal Petualangan Baru

8 Desember 2024   23:47 Diperbarui: 9 Desember 2024   22:43 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat menjadi peneliti sosek, wawancara dengan petani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Indah)

Saat kantor dibubarkan, ada beberapa opsi: 1) pindah ke kantor baru di Manado; 2) pindah ke kantor baru di Mataram; 3) pindah ke kantor lain di kota lain, atau 4) pindah ke BPK Makassar yang jaraknya dengan kantor saya hanya sepelemparan batu.

Alhamdulillah saya bisa pindah ke BPK Makassar. Mungkin karena suami saya adalah pegawai di BPK Makassar, dan biasanya bagian  kepegawaian pusat yang mengatur mutasi dan promosi, tidak akan memisahkan pegawai yang merupakan suami istri. Wallahu alam.

Berpindah ke BPK Makassar, saya bergabung di Kelti Sosial Ekonomi Kehutanan lagi. 

Saya menjalankan aktivitas sebagai seorang peneliti yaitu membuat proposal penelitian, melaksanakan penelitian, mengolah data, menyusun laporan, menulis jurnal ilmiah, dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian pada publik. Secara umum, saya senang dengan pekerjaan ini.

Hingga sampailah di tahun 2021 ketika lembaga baru muncul yaitu BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Lembaga ini merupakan representasi dari kebijakan pemerintah mengenai sentralisasi penelitian. Semua peneliti harus bernaung di bawah BRIN dan tidak boleh ada institusi litbang di Kementerian/Lembaga.

Sebelum ada BRIN, terlebih dahulu ada perubahan dalam sistem penilaian seorang peneliti. Peneliti harus memiliki HKM atau Hasil Kerja Minimal yang tiap jenjang peneliti berbeda nilainya. Saya waktu itu masih peneliti muda dan wajib memiliki 3 jurnal internasional untuk dapat naik menjadi peneliti madya.

Dan itu berat bagi saya. Mungkin saya bisa conversation in English, but, untuk menyusun jurnal ilmiah berbahasa Inggris, saya merasa kapabilitas saya masih rendah. Selain syarat tersebut untuk naik ke jenjang madya, ada juga beberapa syarat lain yang tidak mudah.

Di saat galau dengan persyaratan ke jenjang madya, turunlah instruksi untuk memilih. Apakah mau tetap menjadi peneliti dalam arti harus pindah ke BRIN, atau mau tetap di Kementerian LHK dengan syarat alih fungsi jabatan fungsional.

Sebagian teman yang sangat enjoy meneliti, pindah ke BRIN; sebagian lain termasuk saya, memilih jalan alih jabatan fungsional. Kami ingin tetap ada di KLHK. Akhirnya saya beralih jabatan menjadi penyuluh kehutanan. 

Saat menjadi penyuluh kehutanan, wawancara dengan petani berlanjut (Sumber: Dokumentasi Pribadi Indah)
Saat menjadi penyuluh kehutanan, wawancara dengan petani berlanjut (Sumber: Dokumentasi Pribadi Indah)

Akhir 2021 merupakan saat di mana saya lepaskan pekerjaan yang sudah 22 tahun saya geluti sebagai peneliti. Rupanya memang tak semuanya abadi. Saya harus meninggalkan pekerjaan sebagai peneliti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun