Sekarang ini aktivitas Angie adalah menerima undangan dari berbagai pihak untuk sharing pengalamannya. Dia juga menjadi brand ambassador sebuah biro umroh. Saya rasa Angie kompeten untuk berada di posisinya sekarang.Â
Dia telah belajar Alquran dan hafal, dia juga sudah mengalami pengalaman spiritual yang level atas (mualaf dan terus istiqomah walau badai mendera), ditambah permasalahan hidup yang luar biasa.
Setelah suaminya tiada ternyata kakak satu-satunya juga wafat saat Angie masih di dalam penjara. Dia sedih tapi tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa memikirkan orang tuanya yang beranjak tua.
Saat Angie keluar penjara, seperti doanya, kedua orang tuanya sehat. Hanya saja tak sampai setahun kemudian ayah Angie wafat lalu ibunya mengidap demensia.
Di sebuah konten youtube dari Keema entertainment, saya melihat Angie mendampingi ibunya jalan-jalan pagi. Dengan sabar menemani ibunya yang selalu mengeluh kepanasan. Angie bahagia dapat mendampingi ibunya, walau sebagaimana lumrahnya ibu yang sudah sepuh - agak ngeyel-ngeyel sedikit.Â
Tapi Angie tetap sabar. Saya yakin pengalaman kesabaran dalam penjara membantunya untuk sabar dan berserah saat mendapat kesempatan melanjutkan hidup di dunia luar. Sehingga persoalan ibunya yang rewel itu bukan masalah, itu justru hadiah karena sekarang ia bisa berada di dekat ibunya dan menggenggam tangan beliau kapanpun ia mau. Birrul walidain itulah intinya.Â
Walau keyakinan di antara ibu dan anak masih berbeda. Tetap kewajiban anak bersikap baik pada orang tua. Bahkan saat olah raga dan berjemur di samping Angie, sang ibu malah sempat menyanyikan lagu rohani. Angie hanya bersikap biasa saja.
Allah telah menggariskan takdir kita, semua tergantung kita bagaimana menjalaninya. Â Sebagian orang diberikan kekuatan dan kesabaran, sedangkan yang lain tidak sanggup menghadapi pedihnya badai kehidupan, lalu mencari jalan pintas. Semua kejadian di dunia ini ada hikmahnya dan menjadi pelajaran bagi insan yang memerhatikan. Terserah pada kita, contoh mana yang dijadikan teladan.
Angie pernah bersalah namun dia berhak diberi kesempatan, seperti kita yang manusia biasa mungkin berulang kali terjerumus dalam dosa, hanya saja Allah menutup aib-aib kita.
Pada akhirnya kita semua menyadari bahwa dunia ini adalah kawah candradimuka bagi kehidupan yang sebenarnya yang menanti kita setelah kita mati. Semoga kebaikan-kebaikan kita lebih berat timbangannya dibandingkan dengan keburukan kita. Aamiin yra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H