Dengan pemasaran menggunakan teknik digital marketing, pelan namun pasti produk gula aren KTH Ujungbulu makin dikenal konsumen. Terbukti dengan banyaknya pesanan dari luar daerah.
Proyek AFoCO yang dirintis mulai tahun 2021 dipastikan akan segera usai di bulan November 2024. Usaha pembuatan gula aren yang sudah diintervensi oleh proyek AFoCO diharapkan dapat survive tanpa bantuan pihak AFoCO lagi. Kemandirian kelompok mau tidak mau harus ditingkatkan, walaupun pada praktiknya mereka tetap didampingi khususnya oleh penyuluh kehutanan dari KPH Bulusaraung maupun dari BPSILHK Makassar.
Hal-hal yang harus dilakukan kelompok agar kegiatan pembuatan gula aren secara modern dapat terus dilakukan tanpa bantuan dari pihak AFoCO lagi antara lain:
1. Tetap membina hubungan baik dengan KPH Bulusaraung melalui penyuluh kehutanan dan aktif berpartisipasi jika ada kegiatan di KPH Bulusaraung yang melibatkan kelompok.
2. Terbuka untuk menerima tawaran kerja sama dari berbagai pihak.
3. Terus melakukan peningkatan kapasitas anggota dalam pengelolaan gula aren.
4. Meningkatkan kapasitas pengurus kelompok dalam menyusun proposal permohonan bantuan atau kerja sama.
5. Memelihara tekad yang kuat dan rasa percaya diri yang tinggi. Sosok ketua kelompok memiliki peranan penting agar anggotanya mau bekerja sungguh-sungguh memajukan kelompok.
Lima langkah tersebut di atas harus dilakukan oleh KTH Ujungbulu agar mandiri meneruskan apa yang telah dirintis.Â
Sejatinya sebuah proyek yang baik adalah proyek yang dapat membuat target sasarannya mandiri dan secara berkelanjutan  melakukan apa yang telah dimulai. Proyek yang baik tidak menjadikan sasaran targetnya  malah tergantung sepenuhnya, atau justru kemudian mati jika tidak didampingi.Â
Inilah saatnya kelompok masyarakat membuktikan bahwa mereka juga bisa mengembangkan ekonomi, berdiri di atas kaki sendiri, dan menjadi sentra dari tumbuhnya gerakan-gerakan masyarakat yang tahu bagaimana harus bersikap. Saatnya masyarakat maju mandiri, dan KTH Ujungbulu merupakan satu di antaranya.