Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

16 Tahun Kompasiana, 5 Artikel Tayang di Kompascom

13 Oktober 2024   22:29 Diperbarui: 14 Oktober 2024   01:18 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
16 Tahun Kompasiana, Selamat Ulang Tahun (Sumber: pexels/george dolgikh)

Awal menulis di Kompasiana, tujuan saya hanyalah ingin menulis saja. Sebagai perempuan yang terbiasa menulis diary sejak kecil, namun sekarang tak melakukannya lagi, bertemu Kompasiana ibarat menemukan tempat curhat. 

Segala macam hal bisa saya tuangkan di Kompasiana mulai dari curhatan, my daily routine, kerjaan kantor, keprihatinan, pokoknya apa saja. 

Seiring berjalannya waktu, Kompasiana bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman. Berbagai event diselenggarakan yang menyebabkan munculnya perasaan kompetitif dalam diri saya. 

Walau mungkin kepedean kalau mau berkompetisi dengan sesama kompasianer yang tulisannya bagus-bagus, paling tidak saya ingin berkompetisi dengan diri sendiri. Dengan diri saya yang dulu, yang hanya menulis untuk menulis dan menulis seenak hati saja.

Saya mengikuti event-event yang saya sukai, contohnya event Ramadhan Bercerita yang mengharuskan kompasianers untuk menulis setiap hari sesuai topik yang diberikan, melakukan berbagai tantangan, dan tidak boleh merapel artikel. 

Betul-betul satu artikel harus diposting hari itu juga dan apabila sudah ganti hari berarti hanguslah kesempatan untuk meraih hadiah utama. Saya tertantang untuk disiplin dan saya ternyata bisa melakukannya. 

Walaupun belum meraih hadiah apapun, namun lolos dengan 30 cerita sepanjang Ramadhan is blessing for me. Saya ternyata bisa disiplin, dan bisa menulis apa saja topik yang diberikan admin - tak terkecuali topik video yang kadang-kadang bikin mumet emak-emak jelita macam saya, hahaha.

Kompasiana juga kemudian mengeluarkan K-rewards yang tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para kompasianers. Saya yang awalnya hanya menulis untuk menulis, kadang-kadang tergoda untuk menulis guna mengejar K-rewards, hahaha, ada yang sama tidak? 

Rasanya penasaran jika sudah merasa nulis banyak tapi perolehan tak seperti yang diharapkan - ternyata jawabannya adalah: kompasianers lainnya nulis lebih banyak dan dapat views lebih banyak. Hayo mau bagaimana hayo?

Apalagi ketika aturan perolehan K-rewards menjadi seperti sekarang. Bagi mereka yang sering dapat K-rewards gede dengan aturan yang dulu, sekarang harus bisa menerima kenyataan K-rewardsnya anjlog, karena harus berbagi dengan kompasianers lainnya. 

Sebab dengan aturan yang baru, konon lebih banyak kompasianers yang mendapat kesempatan untuk mencicipi K-rewards. 

Bulan September kemarin saya memperoleh K-rewards Rp14.099 - untuk 5 artikel. Sebenarnya lumayan ya, wong nulis cuma 5 artikel. Kalau pakai aturan yang lama pasti hasilnya nol reward. Karena 5 artikel saya itu 2 AU dan 3 Pilihan, jadinya tetap bisa dapat K-rewards.

Salah satu program Kompasiana lainnya yang membuat saya kemudian menulis tidak sekadar untuk menulis adalah program Infinite. 

Program infinite adalah program Kompasiana yang memungkinkan sebuah artikel ditayangkan kembali di media-media lain di grup Kompas, misalnya di Kompas.com. Saya mendaftar program infinite didasari rasa penasaran saya.

Saya percaya bahwa artikel yang ditayangkan kembali di media lain adalah artikel yang layak dibaca oleh orang banyak dan itu tentunya membanggakan sebagai penulis. 

Saya penasaran apakah di antara artikel-artikel saya ada yang layak untuk lolos dalam program infinite. Awalnya, admin program infinite seolah enggan mampir di artikel-artikel saya. 

Lama sekali tak ada yang lolos. Saya hanya bisa iri pada kompasianer lain yang artikel infinitenya berderet di bagian atas halaman depan akun Kompasiananya.

Kemudian pelan namun pasti, beberapa artikel saya dianggap layak untuk ditayangkan di Kompas.com - hingga saat ini sudah 5 artikel yang lolos program infinite. 

Apakah hanya memberi manfaat rasa bangga? Tentu tidak hanya itu. Saat artikel kita tayang di Kompas.com, kita juga mendapatkan cuan. Nggak banyak sih, tapi tetap alhamdulillah.

Menurut saya, artikel-artikel yang terpilih untuk lolos program infinite tersebut adalah artikel yang dianggap berdampak. Meski sampai sekarang saya tidak tahu, apakah benar-benar berdampak, namun nanti saya akan ceritakan beberapa hal, yang mungkin bisa kita sebut dampak - meskipun hanya dampak yang kecil.

Artikel-artikel saya yang tayang kembali di Kompas.com antara lain:

1. Kelompok Tani Hutan Rakyat di Bulukumba, Butuh Suntikan Semangat (Judul di Kompas.com = Pentingnya Suntikan Semangat bagi Kelompok Tani Hutan Rakyat Bulukumba)

Artikel ini oleh-oleh saat saya menjalankan tugas kantor. Selain lolos program infinite, artikel ini juga saya laporkan sebagai bukti dukung kegiatan penyuluhan yaitu kegiatan menulis artikel tentang penyuluhan kehutanan di blog.

2. Diversifikasi Pangan Jangan Hanya Saat Harga Beras Naik (Judul di Kompas.com = Jangan Gembar-gembor Diversifikasi Pangan Hanya Saat Harga Beras Naik)

Artikel ini ditulis berdasarkan topik pilihan di Kompasiana. Isinya mengenai keprihatinan saya pada program diversifikasi pangan yang tampak hanya sekadar lip service tanpa gebrakan nyata.

3. Baby Blues Perlu Dipahami, Jangan Anggap Istri Manja dan Lebay (Judul di Kompas.com = Istri Alami Baby Blues, Bukan Berarti Manja atau Lebay)

Artikel ini juga merupakan topik pilihan Kompasiana. Isinya tentu saja berdasarkan perasaan dan pengalaman saya sebagai seorang ibu yang mengalami empat kali hamil dan empat kali melahirkan. 

4. One Hit Wonder Tahun 1988, "Ranking Pertama" Tommy Soemarni and Co  (Judul di Kompas.com = "Ranking Pertama", Tommy Soemarni and Co, One Hit Wonder Tahun 1988)

Artikel ini juga merupakan topik pilihan tentang one hit wonder. Saya merasa surprise bahwa artikel ini dianggap layak untuk lolos program infinite karena tulisannya biasa saja. Mungkin lagu yang saya pilih sebagai one hit wonder dianggap unik.

5. Jangan Takut Menjadi Seorang Ibu, Nikmati Saja Peranmu (Judul di Kompas.com = Nikmati Peranmu sebagai Ibu, Tidak Perlu Takut!)

Artikel ini saya tulis setelah saya memasak buat anak saya yang sedang kuliah di kota lain. Kota lainnya itu dekat saja sih dengan Makassar, namun tetap saja menulisnya membuat saya merasa melow dan sentimentil. Saya pribadi suka dengan artikel ini dan sahabat saya menebak artikel ini akan AU sebelum memang benar-benar AU. Kata sahabat saya, artikel ini relate dengan banyak orang.

Adapun dampak kecil yang tadi sempat saya sebut adalah ketika seorang teman mengatakan bahwa artikel-artikel yang saya tulis membuatnya teringat kembali masa lajangnya yang juga suka menulis. 

Ia mengatakan bahwa artikel-artikel yang saya share itu sederhana, bahasanya biasa saja, tentang hal-hal yang umum, namun ada perasaan senang dan relate ketika membacanya.

Alhamdulillah, apresiasi dari teman saya tersebut saya anggap dampak kecil - kalau tidak boleh dibilang hanya sekadar kegeeran saya. Walaupun hanya satu yang terinspirasi dan merasa senang dengan tulisan saya, namun saya sangat menghargai apresiasi tersebut. 

Paling tidak, ada semacam niat bahwa saya memang harus menulis sesuatu yang benar-benar baik - tidak hanya sekadar menulis untuk menulis.

Ada satu lagi sahabat yang bilang tulisan saya di Kompasiana menarik, padahal tulisan sahabat saya (yang seorang kompasianer juga) tak kalah menariknya.

Tulisan saya yang awalnya hanya sekadar menulis untuk menulis, saya sadari sekarang ini jauh lebih baik dari yang dulu. Itu semua tak lepas dari pengaruh tulisan sesama kompasianers. Bagaimanapun sebagai seorang kompasianer, tugas kita tidak hanya menulis namun juga membaca tulisan kompasianers lainnya.

Hasil berinteraksi tersebut membuahkan pengetahuan mengenai pandangan orang lain. 

Ada tulisan-tulisan yang sangat menginspirasi, yang berisi nasihat, yang berisi kalimat bijak, yang dengan membacanya hati terasa tenang, membenarkan dan ingin melakukan semua yang ditulisnya.

Tanpa mengecilkan arti kompasianers lainnya, yang tentu sedikit banyak mempengaruhi tulisan saya, saya ingin menyebutkan dalam artikel ini dua orang kompasianers favorit yang artikelnya selalu menginspirasi penuh nasihat bijak. 

Beliau berdua adalah sepasang suami istri yang sering memanggil saya dan kompasianers lainnya dengan sebutan Ananda. Betul, kompasianers favorit saya adalah Pak Tjip dan Bu Tjip. 

Tidak hanya membagikan tulisan yang menginspirasi, membagikan pengalaman-pengalaman hidup yang berharga, namun juga Pak Tjip dan Bu Tjip menyebarkan kehangatan di antara sesama Kompasianers. 

Sungguh merupakan role model yang patut untuk diteladani.

Saya masih jauh - sangat jauh untuk bisa menjadi seperti beliau berdua. Namun ada yang saya ingin lakukan seperti yang mereka sudah lakukan. Saya ingin menulis di Kompasiana sepanjang usia. 

Selamat ulang tahun ke-16, Kompasiana. Semoga selalu menginspirasi, menjadi media yang ramah, tempat para penulis mengaktualisasikan diri, mencerahkan negeri. Salam hangat dan bahagia selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun