Ia mengatakan bahwa artikel-artikel yang saya share itu sederhana, bahasanya biasa saja, tentang hal-hal yang umum, namun ada perasaan senang dan relate ketika membacanya.
Alhamdulillah, apresiasi dari teman saya tersebut saya anggap dampak kecil - kalau tidak boleh dibilang hanya sekadar kegeeran saya. Walaupun hanya satu yang terinspirasi dan merasa senang dengan tulisan saya, namun saya sangat menghargai apresiasi tersebut.Â
Paling tidak, ada semacam niat bahwa saya memang harus menulis sesuatu yang benar-benar baik - tidak hanya sekadar menulis untuk menulis.
Ada satu lagi sahabat yang bilang tulisan saya di Kompasiana menarik, padahal tulisan sahabat saya (yang seorang kompasianer juga) tak kalah menariknya.
Tulisan saya yang awalnya hanya sekadar menulis untuk menulis, saya sadari sekarang ini jauh lebih baik dari yang dulu. Itu semua tak lepas dari pengaruh tulisan sesama kompasianers. Bagaimanapun sebagai seorang kompasianer, tugas kita tidak hanya menulis namun juga membaca tulisan kompasianers lainnya.
Hasil berinteraksi tersebut membuahkan pengetahuan mengenai pandangan orang lain.Â
Ada tulisan-tulisan yang sangat menginspirasi, yang berisi nasihat, yang berisi kalimat bijak, yang dengan membacanya hati terasa tenang, membenarkan dan ingin melakukan semua yang ditulisnya.
Tanpa mengecilkan arti kompasianers lainnya, yang tentu sedikit banyak mempengaruhi tulisan saya, saya ingin menyebutkan dalam artikel ini dua orang kompasianers favorit yang artikelnya selalu menginspirasi penuh nasihat bijak.Â
Beliau berdua adalah sepasang suami istri yang sering memanggil saya dan kompasianers lainnya dengan sebutan Ananda. Betul, kompasianers favorit saya adalah Pak Tjip dan Bu Tjip.Â
Tidak hanya membagikan tulisan yang menginspirasi, membagikan pengalaman-pengalaman hidup yang berharga, namun juga Pak Tjip dan Bu Tjip menyebarkan kehangatan di antara sesama Kompasianers.Â
Sungguh merupakan role model yang patut untuk diteladani.