Hanya saja Kapurung ini cara penyajiannya praktis karena semua sudah dicampur dalam satu mangkuk yaitu bulatan sagu, sayur dan ikannya.
Cara makannya tinggal lhepp tanpa perlu effort membulat-bulatkan bubur sagu lagi.
Jenis hidangan yang sama juga ada di wilayah yang lebih timur lagi yaitu di Maluku dan beberapa wilayah Papua, dikenal dengan nama Papeda.
Saya belum pernah makan Papeda, namun setelah mengintip laman Google, Papeda ini sama penyajiannya dengan Sinonggi.
Karena malam pertama di Kendari gagal makan Sinonggi, maka mencicipi Sinonggi adalah target tambahan selain target selesainya semua tugas kantor.
Esoknya kami bertolak ke Konawe, sebuah kabupaten yang bersebelahan dengan Kota Kendari.
Setelah menyelesaikan pekerjaan, kami makan siang menu bakso tenis karena itu yang ada di jalanan menuju Konawe Selatan, tujuan kami berikutnya.
Rencana di Konawe Selatan kami akan tinggal selama 2 hari untuk menyelesaikan pekerjaan di sana.
Dalam pikiran kami, pasti ada kesempatan makan Sinonggi. Tapi ternyata lebih banyak warung makan punya orang Jawa di Konawe Selatan dengan menu tak jauh-jauh dari Bakso, Mie Pangsit, Soto Ayam, Nasi Ayam, Nasi Ikan.
Selama dua hari tersebut, kami belum berhasil mencicipi Sinonggi.