Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Warna-Warni di Sekitar Kita, Tak Sekadar Mejikuhibiniu

12 Juli 2024   16:30 Diperbarui: 12 Juli 2024   16:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Warna-Warni di Sekitar Kita (Sumber: pexels/steve johnson)

Bicara soal warna, sekarang ini tak sesederhana dan sebatas mejikuhibiniu pada warna pelangi. Dengan gradasi yang berbeda, walaupun dengan perbedaan yang samar, warna sudah punya namanya sendiri. Dulu mungkin dengan perbedaan gradasi, kita mudah saja menyebutnya dengan bantuan kata 'tua' dan 'muda', seperti biru tua, biru muda, hijau tua, hijau muda. Saat ini biru tua mungkin sudah disebut navy dan biru muda disebut warna sky.

Persoalan warna juga sering menjadi bahan perdebatan di keluarga kami. Saya pernah diolok-olok gara-gara berkeras warna baju anak saya itu cokelat. Sementara anak dan suami menyebutnya pink. Akhirnya dimulailah eyel-eyelan keluarga.

"Jelas-jelas cokelat gini kok, pink dari mana?"

"Ini pink, Mama. Dusty pink," jelas anak saya.

Suami ikut-ikut setuju bahwa baju tersebut pink.

Baru-baru ini gantian suami yang bakal kena olok-olok. Begini ceritanya:

Suami masih di luar kota ketika saya lapor bahwa anak sulung kami sudah kembali ke tempat tinggalnya di Kabupaten Gowa. Ada urusan di kampus yang harus ia lakukan. Saya bilang ke suami, "Kusuruh pakai jaket karena malam. Dia pakai jaket ijo yang dari temanku," ucap saya via text WA.

Suami menjawab, "Yang hijau itu jaket hadiah bulutangkisku, kalau jaket dari temanmu yang warna cokelat."

Kebetulan memang kedua jaket itu terletak bersebelahan di cantolan belakang pintu.

"Mana ada cokelat. Hijau itu...hijau tai kuda," debat saya.

Suami masih berkeras bahwa itu cokelat, tapi saya cuekin saja daripada jadi panjang kayak rel kereta api.

Saat sulung saya kembali lagi ke rumah, seperti biasa jaket hanya dia lempar ke kursi. Pagi ini saya rapikan dan saya kembalikan ke tempat semula di belakang pintu. Si bungsu lagi asyik dengan hapenya sambil nunggu jemputan.

"Mel, menurutmu ini warna apa?" tanya saya.

"Hijau," sahut si bungsu pendek. Saya senang karena dapat dukungan.

"Nah, hijau kan, masak kata papa itu cokelat. Kan hijau tai kuda ya, Mel? Kalau itu jelas warna hijau," saya menunjuk jaket yang di sebelahnya.

"Mana hijau?" giliran Amel bertanya.

"Itu," sahutku.

"Astaga itu bukan hijau, Mama. Itu turquoise!"

Ketawalah saya ngakak. Nanti pasti akan saya sampaikan ke suami kalau dia pulang. Urusan warna kalau sama anak gen-Z memang harus spesifik. Saya masih ketawa sambil googling warna turquoise itu yang kayak mana.

Warna turquoise gradasi warna biru (Sumber: senibudayaku.com)
Warna turquoise gradasi warna biru (Sumber: senibudayaku.com)

Saya bukannya kudet dengan perkembangan penamaan warna yang sudah macam-macam sekarang. Tapi ya, malas menghafal.  Saya lebih suka bilang warna kunyit, misalnya...daripada teracota. Hijau tai kuda daripada olive tua.

Warna sendiri ternyata banyak jenisnya, ada warna primer, sekunder dan tersier.

Warna primer adalah warna dasar, biasa juga disebut warna asli. Warna primer ini merupakan induk awal terbentuknya warna-warna lain. Yang termasuk warna primer adalah merah, biru dan kuning.

Warna sekunder adalah warna yang dihasilkan oleh campuran warna-warna primer. Jumlahnya ada tiga juga yaitu ungu, orange, dan hijau. Ungu dihasilkan dari campuran warna merah dan biru. Orange dihasilkan dari campuran warna merah dan kuning. Hijau dihasilkan dari campuran warna biru dan kuning

Warna tersier adalah kelompok warna turunan ketiga. Warna tersier dihasilkan dari campuran antara warna primer dan sekunder. Warna-warna yang dihasilkan oleh warna tersier cenderung berwarna kecoklatan, seperti coklat merah, coklat kuning, dan coklat biru.

Kemarin saat saya mencari ilustrasi untuk melengkapi artikel ini, saya menemukan dasar argumentasi untuk saya sampaikan ke anak sulung.

"Coba lihat, mama nggak salah juga. Warna bajumu itu masuk dalam gradasi warna cokelat, lho. Ini lihat namanya rosy brown," ucap saya.

Warna 'rosy brown' di antara gradasi warna cokelat (Sumber: senibudayaku.com)
Warna 'rosy brown' di antara gradasi warna cokelat (Sumber: senibudayaku.com)

Anak sulung cuma ketawa-ketawa. Dia menerima argumentasi saya, tapi juga bilang:

"Iya, bisa juga sih. Tapi ada nama lainnya, Ma. Memang orang yang memberi nama warna itu kadang beda-beda."

Saya masih memandangi papan warna dari beberapa sumber di internet. Rupanya pengetahuan kita tentang warna memang harus diupgrade. Warna di sekitar kita sekarang tak sekadar mejikuhibiniu, namun juga turquoise, sage, fuscia, cedar, peanut, marigold, beige, brick, dan masih banyak lagi. Atau mungkin nama-nama warna ini sudah ada sedari dulu, hanya saja saya pahamnya baru sekarang, ya? Hehehe.

Bagaimana dengan Anda, sudah familiar dengan macam-macam warna dan namanya? Apa warna favorit Anda? Yuks, kita ngobrol di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca artikel sederhana ini.

Catatan:

mejikuhibiniu = merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu

sumber bacaan = https://www.gramedia.com/best-seller/macam-macam-warna/#google_vignette

Macam-macam warna (Sumber: warna.tech)
Macam-macam warna (Sumber: warna.tech)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun