Saya: Ih ibu bahagia sekali
Ibu: Karena akhirnya bu Indah setuju, kan sesuai harapan saya sama bapak. Pokoknya Alhamdulillah perasaan langsung tenteram.
Saya: Karena ibu tu pinter sekali kalau membujuk, saya tidak enak menolak (emoji nangis-nangis)
Ibu: Alhamdulillah (tambah emoji lope-lope)
Nah, begitulah kedekatan saya dengan ibu ketua DWP. Memang harus dekat karena ketua dan sekretaris harus satu kata. Akhirnya demikianlah akhir kisah bagaimana saya menghadapi rayuan istri bos yang sekaligus bos saya juga di organisasi DWP.
Secara usia, beliau lebih muda dari saya, namun kapasitas beliau sebagai ketua DWP saya akui sangat bagus. Jadi saya menghormati beliau dan keputusan saya untuk menerima jabatan direktur, tak lepas dari keinginan saya untuk membantu beliau.
Sudah menjadi kewajiban seorang ASN, selain mengerjakan tugas utamanya, juga harus siap sedia untuk menerima tugas tambahan dari atasan. Sebetulnya tanpa merayu, ibu ketua bisa instruksi saya langsung dan saya tidak punya alasan menolak. Beliau 'merayu' lebih kepada kebaikhatian beliau dan cara beliau menghargai keputusan saya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI