Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Budidaya Jamur Tiram dan Pembangunan Berkelanjutan

20 Juni 2024   23:05 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:40 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan anggota KTH Assamaturu dan budidaya jamur tiram (Foto: dokumen KTH Assamaturu)

Wiwi adalah salah satu contoh di antara perempuan-perempuan hebat Indonesia yang percaya bahwa kita perlu menciptakan pembangunan berkelanjutan. Kita tidak selayaknya memberi ikan kepada masyarakat, namun memberikan kail dan juga sarana-sarana lainnya. Hasil yang signifikan mungkin akan pelan-pelan baru kita peroleh, karena proses pemberdayaan butuh waktu sebelum masyarakat benar-benar bisa mandiri.

Hal yang dilakukan Wiwi saat ini sejalan dengan tujuan Oxfam, sebuah konfederasi internasional yang terdiri dari dua puluh organisasi yang bekerja bersama di lebih dari 90 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan. Oxfam bekerja mencari cara yang praktis dan inovatif bagi masyarakat untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan dan tumbuh berkembang.

Kiprah Wiwi dalam memberdayakan anggota kelompok tani terutama anggota perempuan, sejalan dengan tujuan Oxfam di Indonesia yang fokus pada pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan hak-hak mereka. Perempuan bisa berdaya dan bisa berkontribusi dalam membantu perekonomian keluarga.

Budidaya jamur tiram merupakan sebuah kegiatan baru di KHDTK Borisallo yang dilakukan dengan konsep transisi energi berkeadilan. Masyarakat yang biasanya masuk kawasan hutan, membakar lahan, menebang pohon, diberikan konsep bahwa Anda juga dapat bertahan tanpa melakukan itu semua! Dengan fokus pada budidaya jamur tiram, maka kebiasaan-kebiasaan yang berimbas pada kerusakan hutan dari tingkat yang paling kecil sampai tingkat yang paling serius, akan berubah menjadi kebiasaan yang lebih ramah lingkungan yaitu membudidayakan jamur tiram. Hutan tetap terlindungi, menyimpan emisi; masyarakat tetap dapat makan sehari-hari. Ini salah satu konsep yang sesuai dengan transisi energi adil.

Masih panjang perjalanan yang harus ditempuh Wiwi agar masyarakat sekitar hutan di KHDTK Borisallo dapat mandiri dengan usaha jamur tiram yang dikelola. Masih banyak tugas-tugas lain yang harus dilakukan Wiwi agar jamur tiram dapat dikenal luas.

"Jamur tiram itu enak dan cara membudidayakannya tidak sulit. Hanya diperlukan ketelatenan agar upaya yang dilakukan berbuah hasil," demikian Wiwi mengakhiri sesi wawancara yang dilakukan penulis.

Hari telah sore, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Wiwi melangkah di antara rak-rak tempat baglog jamur tiram bersusun. Tangannya yang dingin bekerja cepat membereskan segala sesuatu sebelum menutup pintu rumah jamur. Senyum optimis tak pernah lepas dari bibirnya, seperti rasa optimis yang selalu dipupuknya untuk anggota KTH Assamaturu, maupun untuk orang-orang yang belajar budidaya jamur kepadanya.

Wiwi percaya jamur tiram dapat berbuat banyak membantu masyarakat meningkatkan penghasilan, memperbaiki kehidupan, dan membangun secara berkelanjutan.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun