Pernah saya jalan dari rumah saya menuju gerbang kompleks, ada motor yang mengiringi langkah saya lalu menawarkan untuk membonceng saya sampai ke depan.
Demikian pula saat saya pulang dari kantor teman saya tadi. Reaksi teman saya yang kemudian tahu saya berjalan kaki adalah, "Hah? Jalan kaki, Mbak? Serius? Jauuuh."
"Nggak jauh, kok. Hanya 500 meteran," jawab saya.
Apakah saya tidak capek dan panas mengingat waktu itu Indonesia lagi panas-panasnya? Atau saya kehabisan uang untuk membayar jasa transportasi online? Atau saya mau ngirit?
Nggak, semuanya salah. Saya hanya sedang ingin berjalan kaki. Itu saja. Capek, panas dan haus, tentu iya. Bahkan saya sempat mampir di indomaret untuk beli minuman dingin. Tapi apakah saya menyesal telah berjalan kaki?
Tidak. Saya bahkan puas karena saya sudah berhasil berjalan kaki seperti tokoh-tokoh dalam drama yang saya tonton, haha. Dan pastinya saya juga nyicil olahraga, kan, ya?
Setelah saya sukses berjalan kaki di siang hari itu, saya mendapatkan beberapa insight.
1. Mungkin banyak orang yang suka berjalan kaki tapi situasi kurang mendukung.
2. Jalanan di Indonesia banyak yang tidak ada trotoarnya sehingga kurang nyaman berjalan di jalan berbatu.
3. Banyak kendaraan berhenti/parkir di pinggir jalan sehingga sangat mengganggu pejalan kaki. Ini termasuk kendaraan pribadi maupun taksi online dan angkot yang hobi ngetem di pinggir jalan.