Selebihnya untuk jalan cerita, alur, konflik, dan konklusi atau kesimpulan, adalah murni dari olah pikir dan imajinasi saya sebagai penulis.
Bagaimana, ada clue dari poin-poin yang saya tulis di atas? Clue-nya adalah walaupun novel ini adalah murni fiksi, namun bukan berdasarkan khayalan bebas. Ada contoh-contoh dalam kehidupan nyata yang dituangkan dalam cerita sehingga membuat cerita ini membumi.
Berbeda jika kita ingin membuat novel genre fantasi. Untuk genre fantasi kita boleh berkhayal apapun, misalnya menciptakan nama kota sendiri, membuat kota yang bisa melayang, atau imajinasi lain yang lebih liar.
Clue yang lain, tentunya poin-poin di atas adalah sesuatu yang sangat dekat atau dipahami oleh penulis. Dengan menulis hal-hal yang dekat dan dipahami, maka menulis apapun akan lebih mudah. Tentunya, ini bukan berarti kita tidak boleh menulis sesuatu yang belum kita pahami. Kalau kita terpaksa harus menulis sesuatu yang tidak kita pahami, kita harus membaca referensi supaya kita paham terlebih dahulu.
Bagaimana, Sobat? Gampang bukan, mencari ide itu? Karena ide itu sebenarnya ada di dekat kita, bahkan ada di dalam kepala kita. Tinggal pintar-pintar kita menggali ide tersebut.
Terima kasih ya, sudah membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H