Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Bukan Anak Senja

1 Agustus 2023   05:00 Diperbarui: 1 Agustus 2023   05:19 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama Saka berlari mau ke toilet. Ia serahkan tongkat estafet pada Pandu yang sedari tadi berdiri diam menatap langit.

"Ini biasa-biasa?" tanyanya sambil merentangkan tangan menunjuk langit yang indah.

"Tentu tidak. Itu ciptaan Tuhan. Lukisan Tuhan yang maha kuasa. Tapi itu adalah senja yang sama dengan kemarin dan besok. Selalu akan ada senja di situ, dan di mana pun di langit barat dunia ini," ucap Marisa. "Foto lagi aku, Ndu!"

Pandu menerima ponsel yang diulurkan Marisa, dan mulai memotret. Setelah empat kutipan, ia menurunkan ponsel, berkata serius.

"Mau nggak kalau senja ini dan senja-senja ke depannya menjadi luar biasa buat kamu?"

"Hah? Maksud kamu apa? Bagaimana caranya?"

"Caranya dengan menjawab pertanyaanku. Icha, aku sayang kamu. Kamu mau jadi pacarku?" tanya Pandu sambil menatap Marisa lekat-lekat.

Marisa terperangah. Pandu benar. Senja, di mana pun, tak akan lagi menjadi senja yang biasa-biasa bagi Marisa.

"Sialan, kamu, Ndu," desis Marisa.

"Tak usah dijawab kalau ditolak, dan anggap aku tak pernah mengatakan apa-apa," ucap Pandu cepat, sambil menatap kembali lurus ke arah senja.

"Kamu serius?" tanya Marisa mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun