"Ini kan nggak makan. Puasa Ramadan kan batal kalau kita makan atau minum. Nah, ini kan cuma ngemut (mengulum) permen."
Geledek berbunyi di atas awan tepat saat Ana mengucapkan kalimat seperti: Puasa Ramadan tidak batal kalau kita cuma ngemut permen.
"Aah, nggak, ah...nggak boleh, tauu."
""Cuma ngemut boleh kalik mbak In," bujuk Ana lagi. Saya mulai galau. Mentos tidak berpindah. Masih ada di atas telapak tangan Ana, menggoda memanggil-manggil.
"Iya, nggak papa tuh," celetuk Linda dan Deni.Â
Ketiga teman-teman saya mendesak menyuruh saya membatalkan puasa. Apalagi menurut Ana, tidak batal puasa kalau hanya mengulum permen. Saya pun mengambil cepat mentos dan memasukkannya di mulut. Manis isis.
Jadilah puasa saya batal hari itu. Terima kasih untuk trio Ana-Linda-Deni yang sudah berkontribusi mendesak-desak saya ngemut permen.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H