"Allah tabaraka wa ta'ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lantas Dia berfirman, Siapa saja yang berdoa kepadaKu maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu maka akan Kuberi. Siapa yang meminta ampunan kepadaKu maka akan Aku ampuni," (HR. Bukhari No. 1145 dan Muslim No. 758).
Waktu sahur dikatakan menjadi salah satu waktu yang mustajab, tempat segala doa yang kita panjatkan diijabah oleh Allah SWT. Kita disarankan menegakkan salat sunnah dua rakaat, banyak beristighfar, mengucapkan doa-doa dengan penuh pengharapan.
Jadi, di saat-saat mustajab seperti itu, masihkah perlu hiburan duniawi yang akan melemahkan arti sebuah ibadah?
Apakah Hiburan Saat Sahur Dilarang?
Hiburan tidak dilarang, melainkan pilihan bagi setiap orang. Hiburan juga akan menjadi sangat berbeda dengan masing-masing orang yang berbeda usia. Anak-anak, misalnya, mungkin masih akan terhanyut dalam dunia hiburan tak berbatas, apalagi jika tidak ada kontrol orang tua.
Anak yang lebih besar, mungkin memilih untuk membaca buku atau membantu ibu menyiapkan sahur. Ayah mungkin membaca Al-Qur'an. Sedangkan ibu tidak akan memiliki waktu untuk menikmati hiburan karena sibuk menyiapkan sahur dan kemudian memastikan semua orang makan. Bahkan hiburan yang hakiki di saat sahur bagi seorang ibu menurut saya, adalah ketika anak-anaknya makan lahap tanpa cemberut.
Hiburan saat sahur adalah pilihan. Jika itu membuatmu bersemangat makan sahur dan bersemangat menjalani puasa, tentu boleh dilakukan. Yang penting tidak lupa, bahwa ada pilihan yang lebih utama untuk kita lakukan pada waktu-waktu sahur, yaitu berdoa, berzikir, dan  memohon ampunan kepada Allah SWT. Maka sebaiknya memanfaatkan waktu yang tidak panjang itu, untuk sebaik-baiknya ikhtiar memohon ampun atas segala dosa.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H