Semua daging disediakan dalam keadaan mentah dan kami harus memanggangnya sendiri dengan alat pemanggang yang ada di meja. Daging tebal sebagai menu utama itu sangat enak dan juicy, demikian juga daging perut sapinya enak sekali. Saya duduk di dekat panci suki dan jauh dari pemanggang, sehingga saya tidak kebagian jatah memanggang daging, namun tinggal menikmati hasilnya saja. Wow, lezaat.
Ada dua hidangan tambahan yang saya penasaran sejak dulu ingin mencicipinya yaitu kimchi dan teoppoki. Kimchinya lumayan, rasanya agak lebih tajam namun tidak semanis acar. Sedangkan teoppoki ternyata sangat lembut dan tidak terasa seperti tepung beras, enak banget rasanya. Saus gochujang yang melumuri teoppoki tidak terlalu pedas dan manisnya pas. Hidangan Korea yang saya makan ternyata aman-aman saja di lidah saya.
Cuma tentu saja itu baru secuil dari banyak hidangan Korea yang sering lewat di drakor yang saya tonton. Dan walaupun tidak ada masalah dengan lidah saya, sebenarnya saya juga masih lebih prefer masakan Indonesia. Kuliner Indonesia nggak kalah lho, dari kuliner manca negara. Namun tidak ada salahnya memang mencoba hidangan dari daerah bahkan negara lain. Variasi rasa yang berbeda akan membuat sensasi yang berbeda dan membuat lidah bergoyang.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H