Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Mengorbankan Hobi Menulis demi Citra yang Semu

20 Januari 2023   19:48 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:40 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Mengorbankan Hobi Menulis Demi Citra yang Semu (Dokumen Pribadi)

Hobi Menulis

Jika ditanyakan apa hobi saya, saya dengan serta merta akan menjawab: menulis. Hobi ini mengalami perubahan dari semasa saya kecil. Dulu kalau ditanya hobinya apa, selalu saya jawab membaca. Hobi saya bertambah dengan menulis, setelah saya mulai tertarik untuk menulis guna menuangkan ide di kepala saya, hasil dari hobi membaca.

Saya membaca banyak buku cerita dan majalah ketika kecil hingga remaja. Saat itu saya membaca sebagai pembaca yang terhibur dengan bacaan yang menarik. Saat saya remaja dan menyadari bahwa saya bisa membuat tulisan sendiri, saya mulai membaca buku cerita atau majalah dengan sudut pandang seorang penulis.

Saya membaca sambil mempelajari bagaimana seorang penulis menyajikan sebuah cerita hingga cerita itu dapat demikian mempengaruhi pembacanya. Cerita yang ditulis kadang membuat kita sebagai pembaca ikut tersenyum bahagia, ikut menangis sedih, bahkan ikut kagum dan bangga atas pencapaian si tokoh dalam cerita.

Ketika sudah merasa cukup percaya diri, saya mulai menulis cerpen remaja. Saya dulu percaya saja bahwa cerpen yang saya kirim ke majalah remaja itu pasti tembus. Meski berbekal pede tingkat tinggi, tetap saja saya merasa tak percaya dan gembira luar biasa saat cerpen saya dimuat.

Ide cerpen remaja yang saya tulis berasal dari pengalaman sehari-hari yang saya alami sendiri. Tentu saja dengan bumbu-bumbu pemanis di sana-sini. Ternyata saya juga bisa menulis seperti mereka yang dahulu namanya hanya saya baca sebagai author di cerpen-cerpen majalah yang saya baca.

Seiring dengan perjalanan waktu, hobi menulis saya berkembang tidak terbatas hanya menulis cerpen remaja, namun menulis beragam tulisan baik fiksi maupun non-fiksi. Dua tahun terakhir ini, saya merasa lebih enjoy menulis di Kompasiana.

Saya bukan penulis yang membatasi diri pada topik-topik tertentu. Saya menulis apa saja yang menarik perhatian saya. Sebagian besar tulisan saya di Kompasiana adalah hasil pengalaman sendiri, misalnya menceritakan tentang kuliner atau lokasi wisata yang saya kunjungi, review film atau buku yang saya tonton dan baca, maupun kegiatan-kegiatan yang saya lakukan di kantor.

Menulis sesuatu yang dekat dengan kita, yang kita kuasai, tentunya akan lebih mudah dan orisinal karena pasti tidak ada orang lain yang menulisnya.

Jangan Mengorbankan Hobi Menulis demi Citra yang Semu

Perjalanan hobi menulis saya kalau mau dihitung-hitung barangkali ada puluhan tahun. Pasang surut sudah saya alami, bahkan pernah saya vakum selama beberapa tahun (bermula saat saya pertama kali diterima kerja sebagai PNS). 

Waktu itu saya merasa hobi saya menulis fiksi, bertentangan dengan pekerjaan saya sebagai peneliti*. Pekerjaan mengharuskan saya menulis ilmiah, namun hobi saya menulis non ilmiah. Otak kanan dan kiri seharusnya bisa seimbang, namun saat itu saya merasa rancu di tengah-tengah. Jadi saya memilih berhenti dari hobi menulis fiksi.

Namun kemudian saya disadarkan bahwa selama tahun-tahun kevakuman itu, seolah ada yang hilang dari diri saya. Seolah saya menghapus salah satu sumber kebahagiaan saya, demi citra yang semu.

Saya mengira bahwa dengan menjadi pegawai negeri (apalagi peneliti) saya harus lebih serius, merepresi jiwa seni, menjadi orang yang kaku. Tentu saja perkiraan saya salah. Saya kemudian berjumpa dengan orang-orang sesama pegawai negeri yang di samping bekerja sebagai abdi negara, juga masih produktif menulis buku, ataupun mengembangkan hobinya di bidang seni. Mereka bisa menyeimbangkan pekerjaan utamanya dengan hobi, tanpa mengganggu satu sama lain.

Lalu saya mulai kembali menulis fiksi setelah vakum, dan memilih menggunakan nama pena. Saya kembali menjadi penulis hanya di dunia penulis - dunia maya yang seolah terpisah dengan dunia nyata. Saya membuat akun sosmed alternatif dengan nama pena saya, dan mulai menjajal lagi dunia kepenulisan dengan mengirimkan naskah ke media.

Saya bersenang-senang dalam dunia yang saya ciptakan sendiri, seolah saya menjadi dua orang yang berbeda. Indah di dunia nyata dan Kalya Innovie (nama pena saya) di dunia maya kepenulisan. Sampai saya merasa lelah sendiri mengurusi dua akun sosmed (facebook).

Akhirnya akun alternatif saya tutup. Saya berkontemplasi. Masih menulis, dan memutuskan menggunakan nama asli, nama pemberian orang tua saya.

Pelan-pelan saya mulai membuka diri, menyampaikan pada dunia bahwa saya penulis dan saya juga seorang PNS. Saya peneliti yang bisa menulis tulisan ilmiah, dan saya juga penulis yang gemar menulis cerpen dan artikel ringan. Teman-teman saya di kantor tahu kalau saya suka menulis, dan teman-teman sesama penulis juga paham kalau saya seorang PNS. Inilah saya, tanpa ditutup-tutupi. Inilah saya yang bahagia dengan kondisi saya sekarang ini.

Inilah saya, yang sekarang bisa membagikan nasihat pada teman-teman yang mungkin pernah mengalami kondisi serupa. Nasihat itu adalah, jangan mengorbankan hobi menulis, demi citra yang semu.

Teruslah menulis.

Menulis selalu bisa seiring sejalan dengan pekerjaan kita sebagai PNS. Tidak mencoreng citra, selama yang kita tulis adalah hal-hal yang positif.  

Mari terus menulis untuk menginspirasi. Salam.**

*Saat reorganisasi litbang mengharuskan peneliti ada di bawah BRIN, saya memutuskan tetap menjadi pegawai KLHK dan beralih jabatan fungsional menjadi penyuluh kehutanan, per Desember 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun