Bagaimana kalau di sini? Atau di sana? Ah, pohon ini terlalu besar, yang itu terlalu kecil. Ah, kalau di sini tepat berhadapan dengan sinar matahari, nanti mengganggu respons suhu. Blablabla...
Setelah berdiskusi secukupnya, kami memilih pohon dan memasang kamera trap dengan kuat. Saat itu mas Dino juga sudah selesai memasang di bagian lain arboretum, lalu menghampiri kami bersama mas Uyab.
"Coba, Din. Dari pemasangan mbak Titi dan mbak Indah, silakan kamu bertanya, mengapa dipasang di situ, atau tanyakan apa saja, deh," ucap mas Uyab pada mas Dino.
Kami berdialog beberapa saat, kemudian mas Dino menyebutkan hal yang krucial yang belum kami berdua lakukan.
"Sudah mengetes luas jarak pandang kamera, kan?" tanya mas Dino.
Hah? Itulah yang belum kami lakukan selain sibuk memperkirakan sinar matahari akan mengganggu kamera apa tidak.
Jadi pada menu 'motion test' seharusnya diklik OK, barulah kamera bekerja mengeluarkan signal (lampu merah berkelip di kanan atas) setiap ada trigger gerakan atau panas.
Mbak Titi mengulang mengeset menu, lalu menekan tombol OK pada menu motion test. Mas Dino membantu mengetes gerakan di area depan kamera.
"Selain itu ada yang krucial lagi yaitu ini," mas Uyab mengacungkan tangannya yang memegang buku. Bukunya mbak Titi.
"Ini tidak boleh tercecer dan harus selalu dipegang oleh si peneliti untuk mencatat check list apa yang sudah dan belum dilakukan."