Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mi Ayam Mas Narto

20 November 2022   21:20 Diperbarui: 23 November 2022   16:19 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Narto mencemplungkan sayuran di dandang, lalu setelah dirasa mi-nya cukup lunak sesuai request, ia meletakkan mi dan sayur ke dalam mangkuk.

Berikutnya dari tempat-tempat di meja gerobaknya, ia mengeluarkan sepanci ayam berbumbu warna kecokelatan yang samar harumnya menggoda.

"Purun ceker?" Narto menawari sambil menunjukkan beberapa ceker dalam panci. Sungguh menerbitkan liur. Aku mengangguk kuat.

Mi, sayur, dan topping ayam berbumbu beserta cekernya yang menggoda telah rapi tersaji pada mangkuk. Berikutnya Narto menyiram sajian mi dengan kuah bakso yang ia ambil dari dandang sebelah kiri. Selain mi ayam, Mas Narto juga menjual bakso dan mi kuah serta mi goreng.

Dengan terampil Mas Narto mengatur mangkuk di nampan, lengkap dengan saus sambal botol, saus tomat, sambal tumis, kecap dan potongan jeruk nipis. Terakhir krupuk pangsit ukuran kecil-kecil ia tempatkan pada piring kecil sebagai pelengkap sajian mi.

Mi ayam Mas Narto siap dinikmati. Kepulan asap tipis tanda hidangan masih panas menguarkan aroma mi yang sedap ke udara.

Aku tak sabar segera meraih sendok garpu dan menikmati mi ayam racikan Mas Narto. Mi dan sayurnya berada pada tingkat kematangan yang pas sesuai yang kuinginkan. Rasa topping ayam bumbunya berpadu dengan kuah bakso, sangat menggigit.

"Enak, kan?" tanya Doni saat setengah mangkuk mi sudah berpindah ke dalam perutku. Aku mengangguk-angguk tanpa bersuara karena fokus mengunyah. Doni tersenyum senang melihatku makan dengan lahap.

Mi ayam tandas di mangkukku, dan aku tersenyum malu-malu pada lelaki di sebelahku. Apakah aku kelihatan rakus tadi saat makan? Apakah bibirku cemot?

Doni masuk ke dalam kantin dan keluar dengan dua botol teh dingin di tangannya. Aku dengan suka cita menerima teh dan segera meminumnya. Kami ngobrol beberapa waktu lamanya, mendiskusikan rencana besar yang akan kami lakukan berdua.

Pegawai kantor kehutanan bergantian keluar masuk kantin. Mereka semua tampak sibuk dan makan dengan cepat. Tapi aku tak peduli dengan atmosfer kantin, melainkan fokus mendengarkan rencana-rencana Doni, rencana-rencana kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun