Ada pohon nangka dan pohon srikaya, jajaran tanaman katuk, dan banyak tanaman lainnya yang sudah saya lupakan.
Tetangga sebelah rumah adalah seorang tentara yang pangkatnya lebih tinggi dari ayah saya, saya tidak tahu apa pangkatnya, tapi ayah saya waktu itu sudah kapten. Nama tetangga kami itu adalah Pak Nyoto. Sepertinya ia bukan dari kesatuan yang sama dengan ayah saya.
Pak Nyoto memiliki 3 anak yang semuanya sekolah di sekolah saya. Namanya Mas Aji, Linda, dan Deni. Mas Aji sepertinya waktu itu kelas 6 saat saya kelas 4, Linda kelas 3 dan Deni kelas 2. Saya senang sekali bermain dengan Linda dan Deni. Kadang main ke rumahnya, kadang mereka yang main ke rumah kami.
Selain dengan Linda dan Deni, ada pula tetangga di sebelah rumah mereka yang sering bermain bersama namanya mbak Neneng dan mas Asep. Kalau main ke rumah Linda dan Deni, saya bisa berjam-jam, ikut menonton serial silat yang ditonton keluarga mereka. Waktu itu keluarga kami tidak memiliki alat buat nyetel video - apa namanya ya alat itu, wkwkwk. VCD player, ya?
Saya masih ingat kakak sulung saya kesal karena saya main terlalu lama, dan waktu saya pulang suatu saat pas dia sedang ngepel lantai, lalu dia bilang: "Kenapa kamu pulang?" Atau sapaan sejenis itu.Â
Bermain bersama Linda, Deni, dan kakak-kakak yang lain sangat menyenangkan. Pernah suatu saat dengan formasi penuh kami main petak umpet sampai hampir maghrib. Kakak-kakak saya juga ikutan kecuali kakak sulung saya yang waktu itu masih judes wkwkwk (maaf ya mbak, andai kau baca artikelku ini, sekarang sih baik banget dia).
Bu Nyoto juga baik sekali, selalu ramah dan tidak pelit. Waktu itu mama saya buka usaha terima pesanan kue dan masakan. Bu Nyoto adalah salah satu pelanggan setianya. Saya masih ingat membawakan pesanannya berupa Tingting Kacang dan Pesomel Kerang. Tak jarang beliau juga pesan nasi dus.Â
Persahabatan antar anak tetangga ini berakhir saat ayah saya dipindahtugaskan ke Sumenep - Madura, saat saya kelas 4 SD. Setelah itu saya tidak pernah lagi bertemu dengan Linda atau Deni. Â Saya pernah googling nama mereka di facebook pun, tak ketemu. Kalau ketemu sekarang pastinya tidak saling ingat lagi karena sudah sama-sama menjadi emak-emak.Â
Walau tak pernah lagi berinteraksi, Linda dan Deni tetap tersimpan di hati saya menjadi salah satu teman yang menghiasi dan menceriakan masa kecil saya.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H