Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memori G 21, Tetanggaku Kamu di Mana?

15 Oktober 2022   16:34 Diperbarui: 15 Oktober 2022   16:53 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Garasi disulap menjadi kamar tidur dengan dua ranjang susun. Satu buat dua kakak saya yang laki-laki, satu buat saya, kakak perempuan dan Mbah Nah (adik nenek saya yang tinggal bersama keluarga kami dalam waktu yang cukup lama).

Tetangga kami di sebelah adalah rumah couple yang dihuni oleh Pak Wignyo, Bu Wignyo dan tiga anaknya. Anak bungsu mereka adalah teman TK saya yang bernama Dyah. 

Biasanya saya pulang dan pergi ke sekolah barengan dengan Dyah, diantar Mbah Nah. Dyah sebenarnya lebih senang bermain dengan anak-anak kompleks yang lain, tapi ia kadang-kadang bermain dengan saya. Dyah ini sangat takut dengan bapaknya yang memang galak.

Pernah Dyah datang menjemput saya untuk pergi ke sekolah bersama-sama, tapi saya masih disuapi mama saya. Lalu mama saya bertanya apakah Dyah sudah sarapan dan Dyah menggeleng. Mama saya masuk untuk mengambil satu piring nasi lagi dengan lauk udang untuk Dyah.

Saat makan bersama di teras rumah, lewatlah bapaknya Dyah. Mama saya bilang, "Itu bapakmu berangkat ke kantor, Dyah." Dyah kaget dan reflek menyembunyikan piring nasinya di balik punggung. 

Adegan itu masih jelas terekam di benak saya sampai saat ini, karena saya masih tidak paham apakah Dyah saat itu malu atau takut ketahuan bapaknya sedang sarapan di rumah kami.

Dyah ikut mengantarkan sewaktu keluarga kami pindah lagi ke rumah yang terakhir kami tempati semasa ayah tugas di Semarang, yaitu G.21.

Rumah G.21 ini mungkin rumah yang paling nyaman buat saya dan keluarga. Letaknya strategis di sebelah jalan raya,  dan sangat dekat dengan sekolah dasar tempat kakak-kakak saya bersekolah, SD Slamet Riyadhi. Saya tidak disekolahkan di situ karena umur saya masih belum mencukupi usia masuk SD waktu itu, sehingga orang tua saya mendaftarkan saya di SDK Santo Yusuf yang terletak tak jauh juga dari rumah G.21. 

Cukup berjalan kira-kira antara 500 meter - 1 km, saya kurang jelas karena jalannya belok-belok.

Rumah G.21 ini rumahnya cukup besar khas bangunan bekas Belanda. Ada rumah utama dengan empat ruangan yang difungsikan menjadi ruang tamu, ruang makan, serta dua kamar tidur. Kamar tidurnya besar dan satu kamar dipakai orang tua saya, satu kamar diisi satu ranjang susun, dan dua dipan. Saya, dua kakak perempuan saya dan Mbah Nah tidur di situ.

Selain empat ruangan tersebut, ada tangga turun yang menghubungkan rumah utama dengan bangunan lainnya di belakang. Bangunan tersebut ada beberapa ruangan memanjang yaitu kamar yang dipakai kedua kakak laki-laki saya, dapur, dan kamar mandi. Ada dua WC dan ada juga tempat mencuci. Di kanan dan kiri tangga, ada semacam halaman belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun