Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kapan Terakhir Anda Menggunakan SMS untuk Mengirim Pesan?

25 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 25 Juli 2022   06:05 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapan Terakhir Menggunakan SMS untuk Berkirim Pesan? (Sumber: Pexels/Marcus Aurelius)

Sms awalnya merupakan teknologi mengirim pesan yang lebih canggih daripada surat. Sama seperti email, dengan segera sms menggantikan cara bertukar kabar jadul. 

Sejak tahun 2000-an mungkin pelaku surat menyurat sudah tidak punya waktu lagi untuk menulis surat berlembar-lembar, mengirimnya, lalu menunggu balasan beberapa hari kemudian. Bahkan kadang berbulan-bulan jika yang dikiriminya surat malas membalas, hahaha.

Sms dan juga email sudah sangat berjasa dalam memangkas waktu kita saat berkirim kabar. Walau romantisme sebuah surat tak tergantikan, namun lambat laun tak ada lagi orang berkirim surat pribadi dengan quote fenomenal di akhir surat. 4 x 4 = 16, sempat tidak sempat harap dibalas, hahaha.

Namun ternyata sms yang canggih pun tak bertahan lama. Kedudukannya dengan cepat tergantikan oleh whatsapp, telegram, inbox medsos, dan banyak lagi cara orang untuk saling berinteraksi dengan bantuan teknologi digital.

Sms pun tak dilirik lagi. Meski telkomsel dan berbagai layanan telekomunikasi memberikan bonus ratusan sms gratis, kenyataannya jarang ada yang memanfaatkannya. 

Contohnya saya, sudah bertahun-tahun tidak menyentuh fasilitas sms. Meski bonus sms gratis berlimpah. Kalau dibuka sms saya, isinya hanya berbagai sms penipuan menang undian. Hei, heran juga kalau dipikir kenapa para penipu bertahan di jalur sms, ya? Apa ada pasarnya di sana?

Kembali ke fasilitas sms ... ternyata saya kembali menggunakannya dalam beberapa hari terakhir. Ceritanya begini.

Selama ini saya tidak pernah punya masalah dalam melakukan chat whatsapp. Beberapa hari lalu, ada keanehan. Chat yang saya kirim untuk sahabat saya di kantor, tidak ada yang ia balas. Padahal biasanya kami rajin berbalas chat.

Saya heran karena deretan chat saya seperti sedang bicara pada tembok alias tak berbalas. Lalu saya cek wa web, alias membuka wa dari laptop. Aneh tapi nyata, di layar laptop tampilannya berbeda dengan layar hape. Di laptop semua chat saya dijawab oleh sahabat saya itu.

Akhirnya karena saya tetap tidak bisa melihat chat balasan sahabat saya melalui layar hape, saya pun mengganti moda komunikasi kami dengan menggunakan sms.

Sahabat saya tergelak saat menyadari bahwa saya menghubunginya dengan sms.

"Mbak...pakai sms seperti orang jadul!" komennya sambil tertawa.

Saya ikut tertawa namun berpikir betapa teknologi berganti dengan sangat cepat, lalu memberikan label jadul pada mereka yang tidak mengikuti perkembangan teknologi itu. Mungkin bukan hanya teknologi, tapi semua lini ada aroma kekunoan dan kekinian yang membedakan orang jadul dan modern.

Memakai sms alih-alih whatsapp, sudah dapat label jadul.

Memilih setia pada facebook, ditertawakan oleh anak yang hanya mau memakai instagram. Katanya facebook itu jadul.

Memilih es dawet ketimbang boba, mungkin juga dibilang jadul karena boba lebih kekinian. Padahal boba itu susah dikunyah menurut saya, ataukah pas nyobain boba pertama kali dapat yang kenyal atos atau semua begitu, ya? Hihihi.

Memilih buku fisik daripada buku elektrik. Memilih lagu 80-90an daripada lagu teranyar. Dan masih banyak contoh lain dari manusia jadul kayak saya ... mencoba beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang makin cepat bergerak. Perubahan zaman yang secepat kilat.

Tapi yang jadul belum tentu jelek. Bahkan yang jadul bisa jadi lebih bikin bahagia. Duduk tenang tanpa arus dunia maya yang kencang, sambil makan jadah dan es dawet, menonton siaran TVRI Dunia Dalam Berita yang minim berita kriminal. Seolah dunia berhenti berputar dan alam semesta tenang-tenang saja tanpa hiruk pikuk.

Lalu dalam bayangan saya muncul Presiden Kedua RI dengan senyumnya yang simpatik dalam meme sejuta umat berkata, "Enak zamanku, to?"

Saya tergeragap dari lamunan. Mengecek hape lagi dan membaca balasan sms dari sahabat saya.

Sampai saat ini whatsapp saya masih bermasalah. Anehnya hanya dengan satu orang saja seperti itu. Chat dengan yang lain tak ada masalah. Entah apa yang salah dengan hape saya.

Kalau misalnya smsnya nanti bermasalah juga, mungkin wong jadul harus melangkah mundur lagi pakai surat. Atau melompat mesin waktu lebih lama lagi, pakai metode kirim asap ala orang Indian.

Dan pada masanya kelak, whatsapp pun sudah jadi alat komunikasi yang jadul, karena ada yang lebih canggih menggantikan. Barangkali sudah terjadi, hanya karena saya nggak update saja, sarana komunikasi tercanggih saya saat ini mentok di whatsapp.

Terima kasih sudah baca celoteh saya hari ini. Salam.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun