Keadilan tidak melihat hubungan darah: Saat menemukan fakta bahwa pamannya melakukan perbuatan yang melawan hukum, Han Joon Hwi sedih dan marah. Ia ingin pamannya mengakui perbuatan tersebut. Namun justru niat untuk menyerahkan diri pada polisilah yang menyebabkan sang paman meninggal. Akhirnya karena rasa cintanya pada sang paman, Joon Hwi berusaha menemukan fakta-fakta lain untuk membantu pamannya membersihkan nama. Ya, sang paman memang salah, namun ada situasi yang menyebabkan sang paman tidak dapat berbuat apa-apa.
Rasa sayang dosen pada mahasiswanya: Pengakuan Seung Jae sebenarnya akan langsung membersihkan nama Profesor Yang, namun ia bertahan sampai akhir untuk tidak memaksa Seung Jae mengaku. Profesor Yang hanya berharap dengan barang bukti dan pembelaan yang dilakukan, hakim akan memutuskannya tak bersalah. Akhirnya Profesor Yang memang terbukti tak bersalah ketika sudah ditemukan pembunuh sebenarnya.
Bagaimana bangkit dari keterpurukan: Ye seul yang terlibat hubungan toksik dengan sang pacar, akhirnya bangkit. Setelah dinyatakan tak bersalah oleh dewan juri (pengadilan Ye Seul dilakukan dengan sistem penjurian), ia berani balik menggugat mantan pacarnya. Kemudian setelah itu Ye Seul melakukan pendampingan pada wanita-wanita yang mengalami KDRT.
Masih banyak pelajaran dari drakor ini. Kesimpulannya, belajar hukum itu bisa sangat menarik. Bagaimana pasal-pasal dalam peraturan digunakan untuk memutuskan berbagai persoalan hukum. Ada orang hukum yang sangat lurus dan memegang prinsip-prinsip keadilan, namun ada juga yang menuhankan uang dan kepopuleran. Ada yang pantang berkompromi, ada juga yang senang bernegosiasi dengan pelaku kejahatan.
Terakhir, saya sangat merekomendasikan drakor ini sebagai alternatif tontonan seru untuk Anda yang bosan genre romcom. Drakor pembunuhan juga keren.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H