Dear Kompasianers,
Saya mau cerita tentang awal-awal saya hijrah ke Kota Makassar. Sebelumnya, saya berasal dari sebuah kota yang dingin di Provinsi Jawa Timur, yes, Kota Malang namanya.
Saya pindah ke lain pulau, beberapa tahun yang lalu. Sudah lama. Yang jelas nama kota Makassar masih Ujung Pandang. Saya pindah karena saya lulus tes PNS dan mendapatkan penempatan pertama di Ujung Pandang.
Sebagai gadis berumur sekitar 23 tahun waktu itu, saya masih culun - tidak punya pengalaman bepergian jauh. Benar saya sering pindah-pindah kota karena pekerjaan ayahanda. Namun bepergian yang sendiri dan benar-benar jauh ya baru kali pertama itu. Ditambah tidak ada sanak saudara di Ujung Pandang. Just alone by myself.
Karena pindah ke daerah baru ini semacam petualangan baru buat saya, saya jarang berlama-lama homesick. Kangen orangtua dan Kota Malang pasti ada, namun keinginan untuk eksplore dan memupuk kemandirian, cukup membuat kangen itu bisa redam.
Ditambah lagi teman-teman kantor baik-baik dan selalu siap menolong.
Namanya pindah dari sebuah daerah yang dominan javanese ke daerah yang dominan buginese dan makassar, tentu saja ada beberapa gesekan budaya. Ada sedikit gegar budaya yang saya alami yang dulu terasa lucu, namun sekarang ... waaah sudah biasa banget. Salah satunya tentang bolu.
Apa yang ada dalam bayangan kalau mendengar kata bolu? Kalau saya ya kue. Bolu is kue dan kue is bolu. Tidak ada arti kata lain. Makanya saya bingung ketika melihat tulisan bolu di kedai-kedai ikan bakar, awalnya. Ada tulisan Bolu bakar juga. Usut punya usut bolu ternyata ikan bandeng.Â
Ketika barusan saya tengok di KBBI ternyata bolu yang artinya bandeng ini sudah masuk di sana. Entah barangkali orang Makassar yang mengusulkannya, atau memang sudah ada sejak lama, jadi artinya saya yang kurang piknik ke KBBI, hahaha.
Yang jelas di KBBI ada dua arti kata bolu. Yang pertama: penganan yang dibuat dari adonan tepung terigu, telur, gula pasir, dan sebagainya dan dipanggang. Yang kedua: bolu adalah bandeng.
Kalau dulu merasa lucu, sekarang biasa saja tuh saya beli ikan di penjual ikan dan menyapa:Â
"Eeeh ... daeng, berapa ini (harga) bolunya?"
"Lima belas ribu, Bu."
"Ededee ... daeng, kecilna. Sepuluh (ribu), nah?"
Begitu kira-kira dialognya.
Urusan bolu dan ikan-ikanan ini masih ditambah diksi yang berbeda dalam penyebutan duri atau tulang. Sejak saya bisa mengingat, sampai saya besar, saya menyebut rangka ikan sebagai duri. Atau bahasa Jawanya: eri.Â
"Awas, iwak e akeh erine," begitu cara penempatannya dalam kalimat. Artinya: "Awas, ikannya banyak durinya."
Tapi di Makassar saya harus menyesuaikan diri dengan cara penyebutan rangka ikan dengan istilah tulang. Padahal kalau tulang itu ya tulang ayam, tulang sapi, atau tulang aneka hewan darat lainnya - menurut saya sih. Kalau menurut KBBI bagaimana?
Saya buka lagi KBBI, ternyata ada 3 arti kata tulang yaitu:
1. rangka atau bagian rangka tubuh manusia atau binatangÂ
2. duri ikanÂ
3. barang yang menyerupai tulang atau rangka (misalnya tulang daun, tulang layang-layang)
Nah, ternyata penyebutan tulang untuk duri ikan itu memang sudah ada juga dalam KBBI. Jadi itu fix karena saya kurang gaul sama KBBI ya. Tapi jangan lupa, ada juga frasa duri ikan di sana. Jadi kalau saya bersikukuh menyebut duri ikan ya tidak salah juga, walau kini saya menyesuaikan diri dengan menyebutnya sebagai tulang ikan.
Dialog dengan daeng penjual ikan, kira-kira begini:
"Bolunya bu, besar-besar masih segar."
"Edededee malaska makan bolu, banyak tulangnya!"
Begitu kira-kira ya, contoh kalimatnya.Â
Jadi buat yang mau pindah ke Makassar, atau hanya sekadar jalan-jalan liburan, jika engkau seculun saya dulu - dalam arti jarang baca KBBI dan kurang piknik - jangan bingung ya kalau diajak pergi makan bolu bakar.Â
Bukan diajak pergi makan kue, tapi diajak pergi makan ikan bolu. Dan ingat ya, bukan bolu sembarang bolu, bolu di Makassar banyak tulangnya. Jadi hati-hati memilah daging ikan bolu sebelum menikmatinya. Salam sehat.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H