Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kebakaran di Toko Dekat Rumah

31 Juli 2021   15:38 Diperbarui: 31 Juli 2021   15:53 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kebakaran di Toko dekat Rumah (Sumber: pexels)

Entah bagaimana detailnya, namun karena menderita kerugian, si karyawan diminta bertanggungjawab membayar sebesar enam juta rupiah pada pihak manajemen toko. Rupanya si karyawan yang baru berusia 21 tahun ini lalu sakit hati, nggak terima.

Pada suatu malam dengan perencanaan matang di kepalanya, ia membeli sebotol bensin, lalu pada subuh yang masih gelap, ia masuk ke dalam toko tempatnya bekerja. Ia mengambil uang di brankas sebanyak 58 juta, lalu membakar rak popok -- yang menurutnya mungkin paling mudah terbakar.

Kisah selanjutnya seperti yang saya ceritakan di awal artikel. Kebakaran dan suara ledakan bertubi-tubi (mungkin gas elpiji yang meledak) terjadi. Kabarnya, kerugian yang dialami si pemilik mencapai 800 juta rupiah.

Si karyawan segera tertangkap dan diamankan di kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

---

Jika saja ia mau bersabar. Tidak ada api tanpa asap. Keharusan untuk membayar kerugian sebesar enam juta rupiah, itu pasti ada penyebabnya. Kalaupun memang kesalahan ada padanya dan ia harus membayar enam juta, bukankah sistem pembayarannya masih bisa dinegosiasikan pada pihak manajemen? Misalnya dengan potong gaji beberapa bulan.

Hal itu tentu jauh lebih ringan dari pada konsekuensi yang sekarang ia terima. Pekerjaan hilang, tidak ada penghasilan, terancam dipenjara, nama baik lenyap.

Saya sendiri bukanlah seorang ahli sabar. Dan si pelaku pasti punya pembelaan tersendiri. Apapun itu, saya doakan yang terbaik untuknya. Semoga ia menyesali perbuatannya dan tidak mengulanginya lagi di masa depan. Semoga kehidupannya dapat lebih baik setelah ia menjalani hasil dari perbuatannya itu.

Sedangkan buat pemilik toko, hal ini juga dapat menjadi pelajaran, mengapa seorang karyawan tega membakar toko tempatnya bekerja. Bukankah tempat kita bekerja adalah salah satu sumber rezeki kita? Semoga setelah toko terbangun kembali, suasana kerja menjadi lebih terbuka dan menyenangkan baik bagi pemilik modal maupun karyawan.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun