Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Supaya Saling Memaafkan Tidak Menjadi Ajang Basa-Basi

13 Mei 2021   00:55 Diperbarui: 13 Mei 2021   16:07 2952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jabat tangan, simbol saling memaafkan zaman dulu. Sumber: Shutterstock/Supawadee56 via Kompas

Lalu usai bermaaf-maafan antar anggota keluarga, kami biasa bersilaturahmi ke keluarga besar - atau ke tetangga dekat (setelah pandemi, jumlah rumah yang kami kunjungi untuk silaturahmi berkurang drastis - begitulah yang terjadi pada lebaran tahun lalu). Tak lupa menyapa mereka yang jauh, walau hanya melalui media sosial saja.

Mohon maaf lahir batin. Maafin salahku, ya. Iya sama-sama. Kata-kata yang berulang, diucapkan secara biasa seolah tanpa penyesalan, dan seakan hanya formalitas saja, karena sebenarnya sih merasa tidak ada kesalahan yang berat-berat banget. 

Lama-lama jadi seperti basa-basi lebaran. Apalagi trend zaman ini, di saat teknologi digital merajai, meminta maaf di media sosial cukup kopas sana-sini. Seolah tak ada effort berarti untuk mengucapkan maaf secara lebih pribadi. Apa daya, memang begitulah perkembangan tradisi.

Supaya saling memaafkan tidak menjadi ajang basa-basi, sebelumnya niatkan bahwa kita meminta maaf untuk menghapus dosa-dosa yang secara tak sengaja kita lakukan. 

Mungkin sudah pernah melukai perasaan orang yang dimintai maaf. Setelah itu niatkan dengan memohon kepada Allah agar kita diberi kemudahan untuk selalu mengontrol ucapan dan tindakan kita, sehingga kita terhindar dari perbuatan yang bisa melukai orang lain. Karena esensi meminta maaf itu sebenarnya diiringi niat untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.

Lalu, soal kopas mengopas ucapan? Kita tak bisa memaksa orang untuk sedikit berusaha mengetik kata-kata khusus kepada setiap orang - alih-alih mengirim satu ucapan untuk semua. Yang penting niatnya baik dan tulus ... tak sekadar: yang penting ngirim, biar sama dengan yang lain. Ahahaha.

Selamat merayakan hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun