Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Salt Mine Hallein Szalburg, Tambang Garam Tertua di Dunia

4 Juni 2017   18:13 Diperbarui: 5 Juni 2017   04:43 2420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku di tepian sungai Salzach dengan latar belakang bangunan-bangunan barok dan benteng Festung Hohenszalburg di atas bukit. (dokpri)

seru-seru sedap main perosotan di dalam goa tambang garam, ayoo beranii.. (dokpri)
seru-seru sedap main perosotan di dalam goa tambang garam, ayoo beranii.. (dokpri)
Kemudian kami menjumpai danau di dalam gua ini. Wah rasanya takjub banget mengetahui di dalam gua bawah tanah ada danau. Kami semua menaiki sebuah kapal rakit kecil, setelah semua wisatawan duduk rapi, rakit mulai berjalan menyeberang menuju tepian danau di depannya.

Adanya music yang mengiringi penyeberangan di atas danau ini dan juga pencahayaan di sekitar danau membuat suasana sangat syahdu dan misterius. Apalagi mengingat tadi kami juga melihat “Man in Salt” penambang kayu yang ditemukan sudah meninggal dunia dan menjadi mumi yang terawetkan oleh garam. 

Kami jadi membayangkan betapa sulitnya para penambang Celtik saat ribuan tahun yang lalu dalam mencari garam, tak semudah zaman kini. Zaman kini, kalau kita mau garam cukup beli ke warung juga ada, gak perlu mencari ke goa. Terkadang kalau kepepet kehabisan garam cukup ketok pintu tetangga untuk minta sedikit garam, hehehe masih musim gak sih kalau lagi gak punya garam lalu kita minta sedikit ke tetangga?

Rakit yang kami gunakan saat mengarungi danau di dalam goa tambang garam. (dokpri)
Rakit yang kami gunakan saat mengarungi danau di dalam goa tambang garam. (dokpri)
Setelah turun dari rakit, maka kami menjumpai perosotan kedua, kami meluncur lagi 64 meter turun menuju kedalaman 210 meter di bawah tanah. Dan sampai di sini kami sudah pergi sejauh 1150 meter dari pintu masuk terowongan. 

Di sini kita akan menjumpai pipa-pipa kayu tua yang dulu digunakan untuk teknik proses pemisahan garam dari zat-zat lainnya. Kami juga melihat peralatan pencahayaan yang dipakai di goa ini sejak tahun 500 sebelum masehi hingga saat ini. Yang lebih menarik adalah ternyata di bawah tanah ini kami melewati perbatasan antara 2 negara yaitu Austria dan Jerman. Perbatasan yang sederhana, di dalam goa pula, cuma dengan selangkah kami sudah berada di negara lain. 

berada di kedalaman 210 meter di bawah tanah tuh rasanya dingin lho. (dokpr)
berada di kedalaman 210 meter di bawah tanah tuh rasanya dingin lho. (dokpr)
Tanda yang menunjukan perbatasan 2 negara di dalam goa, antara Austria dan Jerman. (dokpri)
Tanda yang menunjukan perbatasan 2 negara di dalam goa, antara Austria dan Jerman. (dokpri)
Garam-garam yang dihasilkan dari dalam tambang ini kala itu diekspor ke banyak negara di Eropa, sehingga menjadikan Szalburg kaya raya dan bisa membangun kotanya dengan bangunan-bangunan model barok. Sebuah diorama memperlihatkan penambangan garam di bawah kota Szalburg.

Sebuah benteng yang merupakan benteng terbesar di Eropa dibangun sangat lama, dimulai pada tahun 1077 hingga dilanjutkan hingga abad ke 15 da 16, sehingga bentuknya menjadi seperti sekarang yang terlihat. Tentu saja di masa keemasan emas putih, benteng semakin diperluas dan dipercantik. Benteng tinggi di atas bukit tersebut bernama Festung Hohenszalburg.

Sebuah diorama memperlihstksn proses penambangan di bawah tanah, kot di atasnya semakin maju dari kekayaan emas putihnya. (dokpri)
Sebuah diorama memperlihstksn proses penambangan di bawah tanah, kot di atasnya semakin maju dari kekayaan emas putihnya. (dokpri)
Aku di tepian sungai Salzach dengan latar belakang bangunan-bangunan barok dan benteng Festung Hohenszalburg di atas bukit. (dokpri)
Aku di tepian sungai Salzach dengan latar belakang bangunan-bangunan barok dan benteng Festung Hohenszalburg di atas bukit. (dokpri)
Diyakini pula tambang emas putih ini akan selalu menghasilkan uang walaupun sudah tidak memproduksi garam lagi. Hal ini terbukti dengan banyaknya wisatawan dari seluruh dunia yang tertarik mengunjungi tambang garam tertua di dunia ini. Tak hanya tambang garam yang menarik dikunjungi, desa para penambang garam juga menarik dikunjungi saat berkunjung ke Szalburg-Austria.

Note: semua foto dokumentasi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun