Pada tahun 2011 Bang Satim bersama 2 orang rekannya yaitu Ical dan Uju melakukan kegiatan belajar mengajar kepada anak-anak pemulung. Kegiatan ini awalnya dilakukan di mushalla, namun akhirnya dilakukan di saung di belakang lapak pemukiman. Kegiatan ini pun dinamai “Saungelmu”.
[caption caption="Saung panggung yang sederhana, bila hujan terkadang becek bahkan banjir, ini tempat kegiatan Saulngelmu dilakukan."]
Awalnya kegiatan belajar dilakukan pada setiap malam karena ada juga anak-anak yang pada pagi harinya belajar di sekolah formal, namun sepulang sekolah bekerja memulung dahulu. Namun kini kegiatan belajar mengajar di Saungelmu ini hanya berlangsung setiap hari sabtu dan minggu sore saja selepas Ashar kira-kira jam 15.00. Mengapa tidak di pagi hari saja? Kan hari Libur?
“Karena mereka bekerja dulu mbak memulung sampah, tak ada hari libur buat mereka kecuali saat mudik ke kampung halaman,” begitu jawab bang Satim.
Slogan semangat dari Saungelmu adalah “Mengejar mimpi, menebar harapan, meningkatkan derajat”.
Berharap anak-anak pemulung bisa mencapai cita-citanya, membagi harapan kepada sesamanya dan juga meningkatkan derajat hidupnya nanti untuk hidup lebih baik.
Hingga kini Saungelmu sudah memiliki guru pasti berjumlah sekitar 8 sukarelawan (volunteer) dan banyak juga guru-guru sukarelawan lainnya yang tak pasti datangnya. Guru-guru ini rata-rata mahasiswa lho.. Anak-anak pemulung yang belajar di Saungelmu ini ada yang sedang mengejar paket A (ijazah setara lulusan SD), paket B (Ijazah setara lulusan SMP), dan paket C (ijazah setara lulusan SMA). Hingga kini kurang lebih ada 15 anak yang belajar, peserta paket B ada 1 orang dan peserta paket C ada 3 orang. Peserta paket C ini umurnya berkisar 20 hingga 22 tahun. 3 Peserta paket C ini akan menghadapi ujian, dan bila mereka lulus maka akan dijadikan Duta Saungelmu, menjadi tauladan bagi para peserta didik Saungelmu lainnya. Walau saat ini bekerja menjadi pemulung tak menghalangi mereka untuk meraih pendidikan walaupun bukan melalui pendidikan formal.
Bang Erwin Saleh (Bang Satim) bersama rekan-rekannya sudah 4 tahun mengelola Saungelmu. Bang Satim yakin Saungelmu akan dapat memewujudkan impian anak-anak pemulung. Wah, siapa yang mengira pria berusia 38 tahun yang berprofesi sebagai ‘Office Boy’ di Summit Mas lantai 16 ini mempunyai kegiatan yang sangat mulia, ingin mengantarkan para pemulung cilik menjemput impiannya. Wow.. tak banyak orang yang bisa berbuat seperti yang bang Satim lakukan.
Kegiatan Saungelmu ini akhirnya menarik simpati dari para penerima beasiswa pendidikan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Angkatan 46 yang bersinergi dengan tim Menyapa Indonesia dan LPDP lainnya untuk melakukan program pengembangan masyarakat demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat yaitu di lapak pemulung Bos Basri Jati Padang dengan melakukan gerakan “MulungElmu”
[caption caption="(ki-ka) Mbak Verarissa Ujung,Angkatan 46 LPDP, Bang Satim pengelola Saungelmu, Mas Jiwo tim Menyapa Indonesia"]
MulungElmu ini mempunyai 3 program yaitu Mulung Asah, Mulung Asih dan Mulung Asuh. Dimana pada pelaksanaan program MulungElmu ini bekerja sama dengan mahasiswa/i Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, Universitas Pancasila. Juga bekerja sama dengan Komunitas belajar dan kreatif,TIS, EAL, Inibudi.org. Juga bekerjasama dengan kader Saungelmu sendiri.
Mulung Asah, fokus pada pengajaran bidang akademik seperti Matematika, bahasa, IPS, IPA, baca tulis dan seni kepada anak-anak pemulung dan juga peserta kejar paket.