Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenangan Makan Siang Bersama Pak Jokowi di Istana Negara

31 Desember 2015   23:55 Diperbarui: 1 Januari 2016   09:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="100 Blogger Kompasiana diundang makan siang Pak Jokowi di Istana Negara. (Foto:Dok. Istana Negara)"][/caption]“Noing, foto PP ( Profile Picture ) Whatsapp mu keren lho.. Kok bisa sih kamu foto bareng Pak Jokowi?”

“Noing, kok kamu bisa sih terpilih di antara 100 Kompasianer yang diundang ke Istana?”

“Indah Noing, akhirnya mimpimu terwujud juga ya berjumpa dengan tokoh idolamu, gimana rasanya berjumpa dengan Pak Jokowi?”

Wadow, masih banyak lagi deh pertanyaan teman-temanku yang mengetahui aku akhirnya bisa berjumpa dengan tokoh idolaku yang telah sekian lamanya kuingin dapat menjumpainya, yaitu Pak Jokowi.

Walau aku cuma sebagai ibu rumah tangga namun aku mencoba menjadi ibu gaul dengan menjadi  blogger di media warga rame-rame Kompasiana, aku menuliskan berbagai hal kecuali yang menyangkut bidang politik dan sara, menulis uneg-uneg yang kiranya bisa berbagi manfaat, dapat menginspirasi dan menghibur pembaca tulisanku. Walau menulis di Kompasiana tidak mendapatkan gaji, namun yang jelas bagiku adalah kebahagianku bisa mendapatkan banyak sahabat sesama penulis, terkadang kami bertemu di acara nangkring bareng Kompasiana, nonton film bareng, makan-makan bareng, serulah bagiku yang kini mulai mengikuti banyak komunitas di Kompasiana.

Yang terlebih membuatku senang sering berkumpul dengan teman-teman menulis adalah bisa menularkan hobbi menulis kepada anak-anakku.  Aku sering juga membawa ketiga anakku dalam ajang yang diadakan Kompasiana, seperti nangkring dan Kompasianival yang merupakan ajang kopi darat kompasianer (sebutan bagi penulis di Kompasiana). Anak-anakku jadi suka menulis juga terinspirasi dari teman-teman kompasianer, anak-anakku juga jadi hobbi mengumpulkan perangko terinsprasi dari temanku sesama kompasianer yaitu mbak Christie Damayanti.

Anak sulungku yang bernama Satrio Daniel Botka malah terpilih menjadi salah satu  peserta Reporter Cilik Media Anak Media Indonesia setelah karangannya tentang pemimpin idola terpilih dari 1300 tulisan anak SD sejabodetabek. Betapa hobbi menulis menjadi sesuatu hal yang lambat laun bisa dirasakan manfaatnya. Anakku tersebut sering ditugasi mewawancarai menteri dalam kabinet kerja Pak Jokowi. Betapa ia bangga menjadi Reporter Cilik dan merupakan pengalaman berharga baginya yang tak akan dilupakannya.

Akupun sangat merasa bangga saat mengetahui aku termasuk ke dalam 100 kompasianer yang mendapat undangan makan siang bersama Pak Jokowi di Istana Negara pada tanggal 12 Desember 2015. Undangan ini kuanggap berkat menulis di Kompasiana.  Yaa aku merasa seperti tertiban durian runtuh, selama ini aku mengejar agar terwujud harapanku bisa berjumpa dengan Pak Jokowi. Saat beliau masih menjadi Gubernur DKI Jakarta, aku dan ketiga anakku penah datang ke Monas melihat acara gelar budaya perayaan hari kemerdekaan tahun 2013, namun kami tak bersua dengan Pak Jokowi, tapi kami bisa berjumpa dan foto bareng Pak Ahok. Tahun 2015 ini pada saat perayaan HUT kemerdekaan RI aku dan anak-anak sepulang upacara dari sekolah langsung pergi ke Monas, kupikir mungkin bisa masuk ke Istana mengikuti upacara menaikkan bendera dan berjumpa Pak Jokowi.

Namun sayang tanpa undangan kami tak boleh masuk. Namun saat itu kami cukup puas  melihat Pak Jokowi melalui layar lebar di tepi jalan, beliau tersenyum puas saat melihat atraksi pesawat tempur di udara. Kami juga melihat Pak Jokowi menangis terharu saat anak SD yang berasal dari Timika membaca surat kepada Presiden.

Walau hari itu kami tak bisa berjabat tangan dengan Presiden, kami pulang tanpa rasa kecewa, kami yakin pada saatnya nanti bila bertakdir maka akan ada masa kami bisa berjumpa Pak Jokowi. Harapan itu tetap ada, hingga adanya kabar bahwa Pak Jokowi akan membuka acara Kompasianival 2015 membuat asa kami membumbung untuk dapat berjumpa beliau. Namun ternyata Pak Jokowi sedang sakit sehingga tidak dapat menghadiri acara Kompasianival, namun Pak Jokowi malah mengundang 100 Kompasianer datang ke Istana Negara. Aku merasa beruntung banget termasuk ke dalam 100 kompasianer tersebut.
Saat kusampaikan berita undangan ini ke anak-anakku, mereka pun tampak senang, namun saat kukatakan mereka tak bisa ikut ke Istana Negara kecewalah wajahnya, udah lama juga mereka berharap bisa bertemu pemimpin Negara Indonesia yang terkenal ini. Namun kusemangati, akan tiba masanya nanti bisa berjumpa dengan Presiden RI, mungkin saja bila nanti mereka sudah berprestasi  yang lebih baik lagi, kumohon agar jangan kecewa, tetaplah semangat belajar. Untunglah mereka anak-anakku yang baik dan mau mengerti.

Hari Sabtu tanggal 12 Desember 2015 adalah hari pertama penyelenggaraan Kompasianival di mall Gandaria City dan aku ingin membawa rujak bagi teman-teman kompasianer yang akan mampir di booth Kompasianer Penggila Kuliner (KPK). Sabtu pagi aku sudah membuat sambel rujak, membawa buah-buahan dan peralatan makan yang dibutuhkan untuk makan rujak rame-rame nanti siang di booth KPK. Aku menitipkan anak-anakku beserta kucing peliharaannya ke rumah adikku di Cililitan, sepanjang perjalanan di taksi jadi seru oleh suara kucing, kemudian taksi melanjutkan perjalanan ke mall Gandaria City.

Ternyata walau mall belum buka sudah banyak teman-teman kompasianer yang datang pagi itu.  Booth- booth masih sepi, mas Rahab Ganendra Admin Komunitas KPK juga masih sibuk dengan persiapan booth. Para kompasianer menunggu kehadiran teman-teman yang lainnya sambil berbincang-bincang dan tak lupa foto bersama.

Iya di  acara Kompasianival inilah kami para kompasianer yang hadir dari mana-mana di seluruh dunia ini bisa berjumpa, ada yang datang dari Australia Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina, ada yang datang dari Amerika yaitu Pak Michael Sendow, ada yang datang dari Rusia yaitu Pak Junanto, ada yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti mbak Roesda dari Ambon, Pak Daniel H.T dan Pak Danang dari Jawa Timur, Oma Eni dari Jawa Barat.  Aaahh banyak lagi deh, pokoknya ramelah.

Admin Kompasiana mulai mengabsen kami para undangan dan mempersilahkan naik bus yang akan mengantar kami ke Istana Negara. Ternyata kami tak boleh membawa tas, perangkat kamera dan handphone ke dalam Istana Negara. Kami masuk melewati pintu deteksi keamanan. Kami mulai menduduki kursi yang telah disediakan. Kami menunggu kehadiran Pak Jokowi sambil berbincang ringan  mengurangi rasa gugup di hati. Kami yang hadir saat itu semuanya menggunakan baju batik. Tiba-tiba Pak Jokowi datang menghampiri kami, beliau tampil sederhana, menggunakan kemeja lengan panjang warna putih, celana panjang hitam.

Aahhh tak kusangka, Pak Jokowi, Presiden Republik Indonesia penampilannya begitu sederhana, ia memang terlihat agak pucat, namun senyum ceria di wajahnya sedikit mengaburkan semburat sakitnya.

“Pagi ini saya sudah membaca Kompasiana lho, wah sudah ada yang komplain ya kenapa tidak ikut diundang ke Istana,” kata Pak Jokowi, sambil berjalan menghampiri dan menyalami kami satu  persatu.

Wadow, keren amat ya pagi-pagi Pak Jokowi sudah membaca artikel warga Kompasiana, pikirku saat mendengar ucapan beliau.

“Apa kabar Pak Jokowi?” tanyaku sambil menyalaminya

“Baik, sehat,” sahut Pak Jokowi.

Ah baiknya beliau menyatakan dirinya sehat walaupun wajah masih agak pucat. Tanganku merinding setelah bersalaman dengan orang nomer satu di Indonesia. Banyak doa langsung kupanjatkan, semoga beliau segera sembuh, cepat pulih seperti sedia kala, tetap sehat, tetap sabar, tetap kuat, tetap semangat memimpin negeri ini, memberi banyak perubahan demi Indonesia yang lebih baik, lebih maju, lebih bermartabat di mata dunia. Aamiin

Tak lama-lama Pak Jokowi langsung menyuruh kami mulai makan siang,  wah suasana justru dibuat tidak kaku oleh Pak Jokowi, justru menurutku beliau membuat agar suasana menjadi lebih santai dan harmonis. Jujur saja, rasanya deg-deg plag senang banget, melihat beliau mengambil makanan yang disajikan sambil berbincang dengan para kompasianer, duuh kepikiran betapa beruntungnya kami bisa sedekat ini dengan Pak Presiden, tak perlu  berdesak-desakan hanya ingin salaman dengan beliau. Terlebih kami berada di tempat sangat special banget yang tak pernah terbayangkan bagi kami berada di dalamnya, yaitu Istana Negara. Hehehe buat pembaca yang sering ke Istana Negara, mohon maafkan tulisanku yang norak ini yaah..

Mas Iskandar Zulkarnaen selaku Admin dari Kompasiana mengungkapkan rasa terimakasih telah diberi kepercayaan oleh Pak Jokowi mengundang 100 blogger Kompasiana ke Istana Negara. Beberapa teman kompasianer maju mengutarakan uneg-unegnya kepada Pak Jokowi, Mbak Roesda yang berasal dari Ambon mengutarakan tentang komunitas Amboina yang menurutku sangat mulia tujuannya, membuat generasi muda di Ambon dapat melupakan konflik dan aktif pasca konflik melalui hobby membaca dan menulis, belajar banyak hal termasuk cara ngeblog.

Mbak Fera Nuraini, mantan Buruh Migran Indonesia juga mengungkapkan kisahnya sebagai BMI dan meminta agar pemerintah lebih memperhatikan nasib pahlawan devisa.

Pak Wijaya Kusuma, guru yang juga blogger, mengungkapkan harapannya agar lebih banyak lagi guru yang juga mau menulis di blog.
Mas Agung Soni, kompasianer dari Bali juga mengungkapkan harapannya agar Bali tetap menjadi tujuan wisata yang aman tanpa ada bentrokan terkait perbedaan umat beragama.

Lebih spesial adalah harapan yang diungkapkan oleh Pak Thamrin Dahlan, menginginkan kiranya bila Pak Jokowi melakukan kunjungan kerja maka kiranya ada satu kompasianer dibawa turut serta, jangan hanya wartawan dari media nasional saja, supaya ada juga berita tentang kunjungan kerja Pak Jokowi yang dituliskan dengan bahasa ala warga biasa.

Luar biasanya usul Pak Tede (Thamrin Dahlan) ini langsung disetujui oleh Pak Jokowi, bukan hanya 1 namun 2 kompasianer yang akan diikutsertakan dalam kunjungan kerja beliau. Sungguh baik sekali Pak Jokowi.  Terbukti dalam waktu kurang dari 2 minggu, akhir desember ini 2 orang kompasianer yaitu Pak R.Gaper Fadli dan mas Iskandar Zulkarnaen berangkat ke Nusa Tenggara Timur.

Pak Jokowi pun juga memberikan wejangan kepada kami, banyak hal yang beliau ungkapan kepada kami, mengharapkan kami sebagai penulis bisa membuat tulisan yang sifatnya mempunyai optimisme yang tinggi, bersifat menyemangati, mempunyai integritas, membuat jiwa pembacanya memiliki budi pekerti yang luhur, membuat rasa cinta bangsa yang makin tinggi. Ya ternyata Pak Jokowi itu sering membaca Kompasiana juga lhoo.. Beliau juga sering merasa aneh juga dengan masyarakat yang masih bertarung kata-kata lewat tulisan. Beliau juga ampe geleng-geleng membaca komentar-komentar di tulisan tersebut. Pak Jokowi bahkan menceritakan bahwa antara beliau dan Pak Prabowo saja sudah tidak ada masalah apapun. 

Pak Jokowi juga menginginkan agar Indonesia bisa siap menghadapi persaingan dan tantangan menuju masa Masyarakat Ekonomi Asean, seharusnya Indonesia sudah mempersiapkan sejak beberapa tahun sebelumnya dan memperkirakan bahwa bangsa kita akan mengalami era tersebut. Menurut Pak Jokowi, selama ini kita banyak terlena sehingga saat ini betapa kita berlari mengejar banyak ketertinggalan. 

Hhhmmm buatku pribadi saat itu sangat terkesima dengan kata-kata Pak Jokowi, menurutku lho yaa.. Beliau itu orang yang sederhana, baik, pintar berpikir, santun, humoris, ahhh beruntung deh aku bisa mendengar wejangan beliau.

Aku sempat menitip 2 buah foto kepada anggota paspampres untuk minta ditandatangani Pak Jokowi, namun paspamres tersebut tidak berani menjanjikan foto itu bakal ditandatangani Pak Presiden, ia bilang karena kondisi Pak Jokowi kurang fit. Namun akhirnya aku berhasil mendapatkan tandatangan Pak Jokowi di foto itu, kan kusimpan untuk kenang-kenangan.

Udah deh segituh dulu yaa cerita tentang kenanganku di akhir tahun 2015 ini, undangan Presiden ini menjadi kado ulang tahun terindah buatku juga lho.. Terimakasih buat Kompasiana, berkat menulis di Kompasianalah aku bisa berjabat tangan dengan Pak Jokowi.             [caption caption="Foto kenangan terindah di tahun 2015 (Dok.Istana Negara)"]

[/caption]

Selamat Tahun Baru 2016 teman- teman. Semoga yaaa.. tahun depan semakin baik segalanya. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun