Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenangan Makan Siang Bersama Pak Jokowi di Istana Negara

31 Desember 2015   23:55 Diperbarui: 1 Januari 2016   09:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata walau mall belum buka sudah banyak teman-teman kompasianer yang datang pagi itu.  Booth- booth masih sepi, mas Rahab Ganendra Admin Komunitas KPK juga masih sibuk dengan persiapan booth. Para kompasianer menunggu kehadiran teman-teman yang lainnya sambil berbincang-bincang dan tak lupa foto bersama.

Iya di  acara Kompasianival inilah kami para kompasianer yang hadir dari mana-mana di seluruh dunia ini bisa berjumpa, ada yang datang dari Australia Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina, ada yang datang dari Amerika yaitu Pak Michael Sendow, ada yang datang dari Rusia yaitu Pak Junanto, ada yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti mbak Roesda dari Ambon, Pak Daniel H.T dan Pak Danang dari Jawa Timur, Oma Eni dari Jawa Barat.  Aaahh banyak lagi deh, pokoknya ramelah.

Admin Kompasiana mulai mengabsen kami para undangan dan mempersilahkan naik bus yang akan mengantar kami ke Istana Negara. Ternyata kami tak boleh membawa tas, perangkat kamera dan handphone ke dalam Istana Negara. Kami masuk melewati pintu deteksi keamanan. Kami mulai menduduki kursi yang telah disediakan. Kami menunggu kehadiran Pak Jokowi sambil berbincang ringan  mengurangi rasa gugup di hati. Kami yang hadir saat itu semuanya menggunakan baju batik. Tiba-tiba Pak Jokowi datang menghampiri kami, beliau tampil sederhana, menggunakan kemeja lengan panjang warna putih, celana panjang hitam.

Aahhh tak kusangka, Pak Jokowi, Presiden Republik Indonesia penampilannya begitu sederhana, ia memang terlihat agak pucat, namun senyum ceria di wajahnya sedikit mengaburkan semburat sakitnya.

“Pagi ini saya sudah membaca Kompasiana lho, wah sudah ada yang komplain ya kenapa tidak ikut diundang ke Istana,” kata Pak Jokowi, sambil berjalan menghampiri dan menyalami kami satu  persatu.

Wadow, keren amat ya pagi-pagi Pak Jokowi sudah membaca artikel warga Kompasiana, pikirku saat mendengar ucapan beliau.

“Apa kabar Pak Jokowi?” tanyaku sambil menyalaminya

“Baik, sehat,” sahut Pak Jokowi.

Ah baiknya beliau menyatakan dirinya sehat walaupun wajah masih agak pucat. Tanganku merinding setelah bersalaman dengan orang nomer satu di Indonesia. Banyak doa langsung kupanjatkan, semoga beliau segera sembuh, cepat pulih seperti sedia kala, tetap sehat, tetap sabar, tetap kuat, tetap semangat memimpin negeri ini, memberi banyak perubahan demi Indonesia yang lebih baik, lebih maju, lebih bermartabat di mata dunia. Aamiin

Tak lama-lama Pak Jokowi langsung menyuruh kami mulai makan siang,  wah suasana justru dibuat tidak kaku oleh Pak Jokowi, justru menurutku beliau membuat agar suasana menjadi lebih santai dan harmonis. Jujur saja, rasanya deg-deg plag senang banget, melihat beliau mengambil makanan yang disajikan sambil berbincang dengan para kompasianer, duuh kepikiran betapa beruntungnya kami bisa sedekat ini dengan Pak Presiden, tak perlu  berdesak-desakan hanya ingin salaman dengan beliau. Terlebih kami berada di tempat sangat special banget yang tak pernah terbayangkan bagi kami berada di dalamnya, yaitu Istana Negara. Hehehe buat pembaca yang sering ke Istana Negara, mohon maafkan tulisanku yang norak ini yaah..

Mas Iskandar Zulkarnaen selaku Admin dari Kompasiana mengungkapkan rasa terimakasih telah diberi kepercayaan oleh Pak Jokowi mengundang 100 blogger Kompasiana ke Istana Negara. Beberapa teman kompasianer maju mengutarakan uneg-unegnya kepada Pak Jokowi, Mbak Roesda yang berasal dari Ambon mengutarakan tentang komunitas Amboina yang menurutku sangat mulia tujuannya, membuat generasi muda di Ambon dapat melupakan konflik dan aktif pasca konflik melalui hobby membaca dan menulis, belajar banyak hal termasuk cara ngeblog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun