Aku langsung tusukkan konde ibuku ke mata babi itu juga, lalu ke mata yang satunya juga.
“Ah mataku… matakuuuu !!” Teriak Mbah Suro memegang dua matanya, ia berjalan tanpa arah dan kakinya terantuk tubuh Mbok Minah, maka jatuhlah ia, kepalanya juga terantuk batu besar. Darah segar keluar dari kepalanya dan mulutnya. Sangat menjijikan.
“Ayo Sukmaaa… Kita pergi segera dari sini, cepaaat !!” tangan Saiful meraih tanganku, kami berlari keluar gubuk.Kutinggalkan tusuk konde ibuku di mata babi itu.
“Duarr!! Duaarrr”
Setelah melewati jembatan terdengar suara ledakan dari gubuk tua itu.
***
“Ah Saiful kau selamat rupanya nak, ambo kaget melihat pohon bambu kau hampir mati, ambo siram sebentar-sebentar nak” Mak Raisah menyambut kedatangan Saiful, anaknya.
“Sukma, aah mak senang bisa bersua denganmu lagih, tinggallah di rumah sini yaaa… Jadilah istri Saiful, nanti kita bisa masak rendang kesukaanmu samo-samo. Saiful kau carilah pete di pasar yaa.. Sukma suka sekali pete rebus.”
Aaah Mak Raisah ngomong petenya jangan kencang-kencang dong.
********************************
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H