Dalam budidaya tanaman sayuran ataupun buah-buahan, pengamatan lapangan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang terjadi dengan tanaman yang kita tanam, temasuk macam-macam serangan hama dan penyakit yang menyerangnya.
Hal ini Pengamatan yang dilakukan akan menghasilkan cara-cara pengendalian hama dan penyakit yang sangat berguna demi memperoleh hasil produksi secara maksimal dan meminimalisir kerugian petani timun.Â
Sebelum mulai melakukan budidaya tanaman timun, Anda harus paham benar mengenai resiko yang akan menyebabkan tanaman tersebut rusak. Berikut adalah penjelasan jenis dan cara pengendalian hama tanaman timun :
1. Kutu Thrips
Menyerang timun dengan gejala daun keriting dan menggulung sehingga pertumbuhan tanaman terganggu dan tidak normal. Hama ini menghasilkan (telur secara partenogenesis tanpa kawin) dan sekali bertelur menghasilkan 80-120 butir dan siklus hidup hama thrips sangat pendek. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/ liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter
2. Kutu daun (Aphids)
Kutu daun ini sangat bervariasi ada yang berwarna hijau, kuning, hitam dan merah tergantung jenisnya. Yang umum dikenal adalah Aphis gossypii dan Myzus persicae. Kutu ini bereproduksi dalam 2-3 hari, sehingga populasi kutu daun ini akan berkembang dengan sangat cepat.
Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/ liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gr/liter
3. Kutu kebul atau kutu putih
Dikenal juga sebagai kutu putih karena memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat. Selain berkembang biak dengan kawin seperti pada umumnya, hama ini juga mampu bertelur secara partenogenesis (Tanpa kawin).
Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter
4. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Hama ini biasanya menyerang daun dan buah mentimun yang masih muda pada stadium larva. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter
5. Pengorok daun (Liriomyza sp)
Biasanya hama ini merusak daun dengan mengorok daun dan menginggalkan bekas korokan, daun yang terserang akan terlihat alur yang tak beraturan sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman dan akhirnya kering. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/ liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 g/liter
6. Tungau/Mites merah
Hama tungau yang menyerang tanaman biasanya ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp). Hama ini sering dijumpai disegala musim, baik muism hujan maupun musim kemarau. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter
7. Kumbang Daun
Menyerang dengan memakan daun bagian atas dan bawah sehingga daun terlihat berlubang. Cara pengendaliannya yaitu dengan cara menggunakan insektisida klortrin 550 ex dosis 0.75 ml/liter, dharmasan 1-2 ml/liter, dan dinamec 10 wg dengan dosis 0.5-1 gram/liter
Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk pengendalian hama seperti : abamektin, dimehipo, profenos, klorontraniliprol , dan siantraliniprol
Selain hama, penyakit juga sering menyerang tanaman timun. Penyakit utama yang biasanya menyerang tanaman dan buah timun adalah sebagai berikut :
1. Rebah semai (Dumping off)
Penyakit yang menyerang timun ini disebabkan oleh jamur Phytium sp. Tanaman yang terserang terdapat bercak cokelat melingkar pada pangkal batang. Cara pencegahannya dengan menyemprot persemaian dengan propinex 70 WP sebanyak 2 gram/liter, akrostar 40 WP sebanyak 1,5 gam/liter
2. Layu fusarium
Penyakit layu fusarium sangat mudah menyerang  tanaman timun. Penampakannya yaitu tanaman timun layu mulai dari bagian bawah, daun dan batang layu kemudian mengering dan mati.
Cara pengendaliannya yaitu dengan cara penyemprotan propinex 70 WP sebanyak 2 g/l, Zorvec Encantia 330 SE 600 ml per ha, akrostar 40 WP sebanyak 1,5 gram/liter
3. Layu bakteri
Jika tanaman timun terserang layu bakteri, tanaman akan layu secara mendadak dan mati.
Cara pengendaliannya yaitu dengan cara propinex 70 WP sebanyak 2 g/l, Zorvec Encantia 330 SE 600 ml per ha, akrostar 40 WP sebanyak 1,5 g/liter
4. Embun bulu (Downy mildew)
Penyakit embun bulu menyerang tanaman dengan ditandai bercak daun kuning cokelat dan bagian bawah daun terdapat spora.
Untuk pencegahannya dilakukan penyemprotan propinex 70 WP sebanyak 2 gram/liter, Zorvec Encantia 330 SE 600 ml per hektare, akrostar 40 WP sebanyak 1,5 gram/liter
5. Embun tepung (Powdery mildew)
Tanaman timun yang terserang Powdery Mildew terdapat bercak putih pada bawah daun dan berkembang ke atas permukaan daun sehingga daun terlapisi tepung putih.
Untuk pencegahannya dilakukan penyemprotan propinex 70 WP sebanyak 2 gram/liter, Zorvec Encantia 330 SE 600 ml per hektare, akrostar 40 WP sebanyak 1,5 gram/liter
6. Gummy stem blight
Penyakit yang menyerang tanaman timun ini akan muncul pada kondisi lingkungan yang panas dan lembab, serangan terjadi pada batang ruas bawah yang ditandai dengan munculnya blendok atau gummy berwarna cokelat pada batang yang pecah.
Cara pencegahannya adalah propinex 70 WP sebanyak 2 gram/liter, Zorvec Encantia 330 SE 600 ml per hektare, akrostar 40 WP sebanyak 1,5 gram/liter
Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan seperti famoksadon, oksatiapiprolin, propineb, fluopikolid, mancozeb dan klorotalonil.
Untuk penggunaan lebih efektif bisa gunakan sesuai kondisi lapangan dan dosis yang tertera di label kemasan pestisida.
Demikian ulasan singkat mengenai hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman timun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H