Mohon tunggu...
indahlaelatus
indahlaelatus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi pgsd 1c

volly/biasa aja/hiburan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

DAMPAK BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA: Studi Kasus disekolah menengah akhir

22 Januari 2025   23:44 Diperbarui: 22 Januari 2025   21:45 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumbe ilustrasi foto: https://pin.it/2DpSBndW0

DAMPAK BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA: Studi Kasus di Sekolah Menengah Akhir

          Bullying di sekolah menengah akhir merupakan isu yang perlu diperhatikan karena dapat berdampak pada kesehatan mental anak. Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti bullying fisik, verbal, sosial, dan daring. Beberapa dampak bullying pada anak, antara lain: Terisolasi secara sosial, Tidak memiliki teman dekat, Tidak memiliki hubungan baik dengan orang tua, Prestasi akademik menurun, Kesulitan mengatasi stres dan depresi. Beberapa faktor penyebab bullying di sekolah, antara lain: Pengaruh keluarga, Kurangnya pendidikan karakter di sekolah, Tekanan sosial, Pengaruh media sosial, Rendahnya pengawasan di sekolah, Kurangnya penegakan aturan dan sanksi, Masalah psikologis pelaku. Kalau kita amati bersama, isu bullying di sekolah masih jadi topik hangat yang dibicarakan. Di Indonesia, beberapa waktu lalu ramai isu tentang Bullying siswa SMA di Bengkulu. Jadi ada isu tentang seorang siswa kelas 12 SMAN 9 Bengkulu alami bullying oleh oknum guru dan teman kelasnya. Bullying ini menyebabkan korban kerap kambuh penyakit autoimunnya. Bentuk bullying yang dialami korban adalah kekerasan verbal. Selain itu korban juga dituduh seorang guru melakukan suap kepada guru lain sehingga nilainya selalu tinggi. Atas kasus ini orang tua korban melaporkannya ke pihak sekolah.

          Bullying adalah tingkah laku menyakiti orang atau makhluk hidup lain (agresif). Bullying dapat dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok dengan tujuan membuat orang lain merasa tidak nyaman hingga cedera. Bullying di sekolah termasuk salah satu penyimpangan karena mencederai tujuan dan manfaat dari pendidikan. Ada banyak macam bullying yang dapat dirasakan oleh korban bullying di sekolah. Ada physical bullying, verbal bullying, social bullying dan cyber bullying.

a. Contoh Kasus Bullying Fisik (physical bullying) 

          Physical bullying ini lebih detail-nya merupakan jenis bullying yang terdapat kontak fisik antara para pelaku dan korban atau perilaku yang menyerang fisik korban. Menendang, meninju, mendorong hingga memukul dengan barang tumpul merupakan contoh physical bullying. Bullying ini menyebabkan efek jangka pendek maupun jangka panjang pada kondisi fisik korban.

b. Contoh Kasus Verbal Bullying

          Mengintimidasi, menyebut nama, menghina, menggoda, hingga mengeluarkan kalimat yang mengandung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) merupakan contoh kasus verbal bullying. Bullying jenis ini merupakan bullying dengan bentuk kata atau kalimat yang keluar dari para pelaku ke korban.

c. Contoh Kasus Bullying Sosial (social bullying)

          Social bullying merupakan salah satu kasus bullying yang sulit dicermati. Social bullying bertujuan untuk merusak reputasi sosial seseorang. Sobel bisa melihat betapa sulitnya melihat dengan objektif bagaimana praktek bullying sosial dalam kasus kematian Keysia dalam novel Trapped. Di mana Miria mengalami tuduhan sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas kematian Keysia oleh polisi, guru-guru di sekolah hingga seluruh murid di sekolah.

d. Contoh Kasus Cyber Bullying

          Kalau ini merupakan jenis bullying yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Baik melalui media sosial, situs web (khalayak atau publik) hingga pribadi (chat, e-mail atau SMS). Contoh kasusnya meliputi; postingan gambar, video maupun audio, penyebaran gosip atau desas-desus hingga meniru orang lain secara online melalui log-in akun.

Tanggapan : Bullying dapat menyebabkan trauma mendalam, gangguan kesehatan mental dan raga, serta penurunan prestasi belajar. Untuk mengatasi bullying, perlu ada tindakan tegas terhadap pelaku dan dukungan emosional bagi korban. Selain itu, sekolah perlu membuat kebijakan anti-bullying dan melibatkan orang tua serta komunitas dalam upaya pencegahan. Dan sekolah perlu menyediakan konselor atau psikolog untuk membantu korban dan memastikan dia merasa aman kembali ke sekolah. Dan yang terakhir sekolah juga perlu melakukan investigasi yang transparan dan memberikan sanksi yang sesuai untuk mencegah terulangnya kasus serupa.

Solusi : 

1. Memgembangkan budaya pertemanan positif

2. Ikut membuat dan menegakkan aturan sekolah terkait pencegahan bullying

3. Ikut membantu dan merangkul teman yang menjadi korban bullying

4. Saling mendukung satu sama lain

5. Memahami dan menerima perbedaan tiap individu di lingkungan sebaya

6. Stop bullying

7. Membangun komunikasi anak dan orang tua

8. Memperkuat peran orang tua dalam mencegah perundungan di rumah dan sekolah

9. Sosialisasi dan advokasi terkait hak anak pada orang tua

10. Menyiapkan anak untuk menghadapi perundungan dengan berkata 'TIDAK'

11. Menyelaraskan pendisiplinan tanpa merendahkan martabat anak, di sekolah dan di rumah.

12. Melaporkan pada sekolah jika anak jadi korban

13. Memberi pengertian pada pelaku bullying untuk mencegah

14. Adanya layanan pengaduan kekerasan/media bagi murid untuk melaporkan bullying secara aman dengan kerahasiaan yang terjaga.

15. Bekerja sama dan berkomunikasi aktif antara siswa-orang tua-guru

16. Kebijakan anti-bullying yang dibuat bersama dengan siswa

17. Memperhatikan siswa yang rentan dengan bullying. Siswa yang terlihat lemah secara fisik, anak disabilitas, atau anak yang sering mengeluh di-bully.

18.Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban

19. Para guru memberi keteladanan, berperilaku positif dan tanpa kekerasan

20. Membuat program anti-bullying di sekolah yang melibatkan siswa-guru-orang tua-alumni dan lingkungan sekitar sekolah.

21. Memastikan sarana-prasarana sekolah tak mendorong anak melalukan bullying

22. Mengembangkan perilaku peduli, berprinsip kepentingan terbaik bagi anak, semua anak adalah anak kita yang harus dilindungi.

23. Bekerja sama dengan sekolah: bersama mengembangkan budaya antikekerasan, melakukan pengawasan pada praktik bullying, dan memberikan bantuan pada siswa yang menjadi korban.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun