Mohon tunggu...
Indah Kusuma
Indah Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - Penulis wattpad

Menulis adalah saat dimana aku bersenang-senang dengan kata. Menuangkan alur kehidupan yang mengalir dalam imajiku, bagai candu yang tak berkesudahan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mustika Bab 5

19 Juli 2019   12:56 Diperbarui: 19 Juli 2019   12:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kusuma membasuh muka, menyapu rambut panjangnya tanpa melepas tiara. Setelah puas merengkuh kesegaran, dia kembali ke gubuk yang tak lain adalah istananya-bangunan megah yang diperuntukkan khusus sebagai tempat tinggal Kusuma.

Gadis itu mengangkat tangan kanan hingga sejajar bahu. Mantra dia lantunkan hingga bola cahaya berwarna putih susu terbit di atas telapak tangannya. Ketika mata terbuka, segumpal cahaya itu terbang dan meledak di angkasa. Kerlip serpihan yang serupa bintang di atap bumi, menyebar ke segala penjuru. Satu per satu menyentuh wujud sebenarnya bangunan itu.

Pilar-pilar besar yang menjulang, dinding putih, dan pancuran bambu yang sebelumnya terlihat, telah menjelma menjadi air mancur yang indah. Batu hampar tertata berundak, air jernih mengalir dan menggenang di telaga. Di sekitarnya, tak ada lagi tanah kering, batu pualam dan taman indah terhampar hingga undakan teras istana.

Sosok-sosok dayang berjejer menyambut kedatangannya. Salam terucap bersama kedua tangan yang menyatu di depan dada mereka. Kusuma tersenyum santun, lalu melewati para dayang juga pintu ganda yang terhias ukiran naga.

Jejak kakinya berlanjut ke sebuah bilik berpintu perak. Pria yang sebelumnya meringkuk di teras gubuk renta, kini terlelap di ranjang empuk berselimut kain tebal. Dia tampak tenang dan hangat. Pria itu seakan-akan tak ingin bangun sebelum lelahnya lenyap.

"Hei, Pria Tanpa Nama. Bagaimana duniamu? Dulu, aku pernah bertemu dengan seorang pria yang teraniaya. Dia menangis di tepi Pantai Trianggulasi tengah malam. Dia sama sepertimu, hampir diterkam Maung. Dia bercerita padaku tentang kehidupan yang teramat buruk. Hinaan dan caci maki menderanya hampir setiap waktu sebab dia manusia yang kurang beruntung. Miskin dan tak berdaya. Kakinya pincang. Dia memohon padaku agar bisa dipertemukan dengan Nyi Roro Kidul. Syukurlah, beliau bermurah hati dan menerima permohonan itu. Seusai bertemu dengan Nyi Roro Kidul, lelaki itu berjanji akan kembali, tapi ... entah. Tahun terus berganti, mungkin dia terlupa. Atau memang begitukah manusia?"

Kusuma memandang paras lelaki itu lekat-lekat. Ingin sekali dia memindai isi kepalanya seperti energi yang dimiliki Kanjeng Ratu. Seutas senyum menghiasi wajah gadis itu kala angannya mati. Kusuma sadar, energi yang dia miliki tidaklah sekuat Nyi Roro Kidul apalagi Penguasa Laut Selatan. Jadi, itu sama sekali tidak mungkin bisa dia lakukan.

"Siapa pun namamu, sampai jumpa esok hari."

"Jadi, inikah rupa kerajaan jin?"

***

Silakan dikrisan ya, karya bergenre fantasy ini. Temukan karyaku yang lain di akun wattpad : imajindah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun