Tak hanya pembangunan Stasiun Cikarang saja, namun ada beberapa proyek strategis dalam rangkaian Proyek Strategis Nasional Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang yang dibiayai SBSN, dan telah selesai pada tahun 2021 lalu. Diantaranya:Â
- Paket A tahap I (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s/d Jatinegara), MYC 2015-2021, senilai Rp2,44 triliun.
- Penggantian Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Stasiun Cikarang - Stasiun Cikampek senilai Rp308 miliar dari tahun 2020 s.d. 2021.
- Paket B2 (1) Modernisasi Fasilitas Perkeretaapian Untuk Jatinegara -- Bekasi senilai Rp880 miliar dari tahun 2015 s.d. 2018.
- Paket B2 (2) Double Track Antara Jatinegara -- Bekasi senilai Rp258 miliar tahun 2014.
Adanya proyek Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang ini akan memperkuat konektivitas antar wilayah di wilayah aglomerasi Jabodetabek, terutama terkait aksesibilitas dan mobilitas orang dan barang antar kabupaten, antar kota, maupun antar provinsi.
Terbukti jumlah penumpang harian untuk layanan KA komuter di Stasiun Cikarang kini meroket hingga 28.000 penumpang per hari, dari semula hanya 5.000 penumpang per hari. Kini Stasiun Cikarang juga melayani 24 perjalanan KA jarak jauh, 12 perjalanan KA lokal, dan 92 perjalanan kereta api komuter setiap harinya.
Dengan semakin lancarnya mobilitas tersebut, maka itu diharapkan bisa memacu dan memperlancar roda perekonomian masyarakat. Inilah nilai strategis dari sisi ekonomi dan sosial yang bisa diperoleh dari pemanfaatan SBSN dalam pembangunan.
Dalam perkembangannya, pembiayaan proyek SBSN menunjukkan tren yang cukup menggembirakan. Hal itu tercermin dari semakin meningkatnya pembiayaan Proyek SBSN, baik dari sisi jumlah K/L yang menjadi pemrakarsa proyek, nilai pembiayaan yang dialokasikan, jumlah proyek yang dibangun, maupun berdasarkan sebaran satker pelaksana proyek SBSN dan lokasi proyek SBSN yang dikerjakan.
Menurut data Kemenkeu, pemerintah tahun ini mengalokasikan pembiayaan SBSN sebesar Rp 29,536 triliun untuk 880 proyek infrastruktur pada 11 K/L di seluruh Indonesia. Termasuk diantaranya untuk membiayai 15 proyek infrastruktur perkeretaapian, 16 proyek fasilitas pelabuhan di sektor perhubungan laut, dan pembangunan/pengembangan 16 bandara udara, 19 proyek perhubungan darat, serta 1 gedung politeknik pada Kementerian Perhubungan.
Pemanfaatan Sukuk Negara ini bisa dipandang sebagai creative financing bagi pemerintah. Apalagi dalam situasi pandemi yang menimbulkan tekanan fiskal dan menyebabkan sempitnya pilihan bagi pemerintah untuk membiayai pembangunan. SBSN terbukti menjadi salah satu solusinya, sekaligus sebagai salah satu alternatif pembiayaan pembangunan berkelanjutan ke depan.
Tak hanya itu, bagi masyarakat umum, SBSN ini juga menjadi jembatan antara investasi berbasis syariah dengan partisipasinya pada pembangunan nasional. Masyarakat kini bisa memanfaatkan pasar keuangan yang sesuai dengan keyakinan teologisnya, sekaligus memajukan bangsanya.
Dengan melihat manfaatnya seperti di atas, SBSN telah memberikan berkah pada bangsa Indonesia. Inilah bukti bahwa ekonomi syariah memiliki prospek dan potensi yang luar biasa ke depan. Kekuatan ekonomi dari umat Islam ini perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mendorong kemajuan perekonomian nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H