Mohon tunggu...
INDAH PUTRI EL FARAH
INDAH PUTRI EL FARAH Mohon Tunggu... Lainnya - belum bekerja

Specializing in design and writing. Digital content executives with 2+ years of experience using tools across multiple software effectively to drive engagement growth and enhance client branding. Plan and develop design and writing according to the style of each platform

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bola Beklen, Permainan Tradisional yang Berasal dari Bahasa Belanda

15 November 2023   13:43 Diperbarui: 15 November 2023   13:57 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Bandung, sebagai destinasi wisata yang terkenal dengan pesona alam, kuliner, dan budayanya, juga memamerkan kekayaan sejarahnya melalui berbagai museum yang tersebar di seluruh kota. 

Salah satu destinasi budaya yang menarik adalah Museum Sri Baduga, yang terletak di Jalan BKR, seberang Taman Tegallega, Kota Bandung. Dikenal sebagai museum yang memajang peninggalan-peninggalan bersejarah dari Jawa Barat, Museum Sri Baduga menjadi saksi bisu perjalanan waktu, menyimpan dan memamerkan warisan budaya yang kaya akan nilai dan keindahan.

Menghadirkan sejumlah artefak dan peninggalan bersejarah, Museum Sri Baduga tidak hanya menjadi tempat penyimpanan barang berharga, tetapi juga jendela yang mengungkapkan kekayaan budaya dan sejarah Jawa Barat.

Dengan letaknya yang strategis, museum ini menawarkan pengalaman edukatif yang mendalam bagi pengunjung yang ingin menggali lebih dalam tentang perjalanan panjang dan perkembangan budaya yang telah membentuk identitas masyarakat Jawa Barat.

Permainan tradisional bola beklen, yang berasal dari Jawa Barat, menjadi salah satu bagian dari warisan budaya Indonesia. Permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan. 

Permainan ini menyajikan pengalaman bermain yang unik dan menghibur. Bola beklen memiliki akar sejarah yang menarik, terutama karena pengaruh budaya Belanda pada awal kemunculannya. 

Nama "beklen" sendiri berasal dari bahasa Belanda "bikkelen," yang secara harfiah berarti membanting tulang. Meskipun demikian, permainan ini telah melebur dengan sentuhan lokal dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa Barat. 

Permainan tradisional beklen adalah suatu permainan yang melibatkan ketangkasan dan keterampilan tangan anak perempuan berusia 7 hingga 12 tahun. Untuk memainkannya, dibutuhkan bola beklen kecil berdiameter 3 cm yang terbuat dari karet, serta 10 biji kewuk yang bisa terbuat dari cangkang kerang atau kuningan. Kewuk sendiri memiliki bentuk menyerupai cangkang kerang dan berfungsi sebagai target atau tujuan dalam permainan ini. 

Sebagai alternatif, biji kuningan yang berbentuk mirip biji mete dengan dua sisinya ditandai titik merah bulat juga bisa digunakan sebagai alat pengganti kewuk. Permainan ini dapat dilakukan baik di dalam ruangan tertutup maupun di luar ruangan terbuka, dengan media bermain yang datar seperti keramik atau tanah agar bola dapat memantul secara stabil.

Selama permainan, peserta akan beradu ketangkasan dalam menangkap bola beklen yang dilemparkan oleh lawan. Pemain harus melemparkan bola beklen hingga bola tersebut melambung di udara, sementara mereka dengan cepat menyebarkan kewuk atau biji kuningan ke area permainan. 

Tantangan utama dalam permainan ini adalah menangkap bola beklen dengan satu tangan sebelum bola menyentuh tanah, sambil tetap mengatur posisi dan orientasi kewuk yang telah tersebar di lantai. Kecepatan, koordinasi mata-tangan, dan strategi menjadi kunci keberhasilan dalam permainan ini. 

Berikut adalah langkah-langkah yang lebih mudah dipahami untuk bermain bola beklen:

  1. Persiapkan Pertandingan:

Lakukan suit atau hompimpa untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemain pertama.

  1. Dapatkan Set beklen:

Pemain pertama diberikan 1 set beklen, terdiri dari 1 bola dan 6-10 biji beklen.

  1. Lambungkan Bola dan Sebarkan Biji beklen:

Lempar bola ke udara sambil menyebar biji beklen ke lantai. Tangkap bola sebelum jatuh ke lantai lagi.

  1. Ubah Posisi Biji beklen:

Lempar bola lagi sambil mengubah posisi biji beklen sesuai kesepakatan. Tangkap lagi bola sebelum jatuh ke lantai.

  1. Ulangi Hingga Seragam:

Lakukan langkah-langkah tersebut sampai semua biji beklen berada dalam posisi seragam, baik menengadah atau tengkurap.

  1. Ambil Semua Biji beklen:

Lempar bola kembali dan ambil semua biji beklen dalam satu kali serokan sebelum bola jatuh.

  1. Tingkatkan Kesulitan:

Jika berhasil, tingkatkan tingkat kesulitan dengan menambah jumlah biji beklen yang ditengadahkan per lemparan.

  1. Pergantian Pemain:

Setelah semua biji beklen seragam, giliran pemain habis, dan pemain lain dapat bermain. Pergantian pemain juga bisa dilakukan jika ada kesalahan selama permainan.

Dengan langkah-langkah ini, pemain dapat secara bertahap meningkatkan tingkat kesulitan dan meningkatkan keterampilan mereka dalam bermain bola beklen.

Bermain beklen, permainan tradisional yang kaya akan nilai budaya, tidak hanya memberikan kesenangan tetapi juga menawarkan sejumlah manfaat signifikan, baik secara fisik maupun mental. 

Secara fisik, permainan ini membantu melatih koordinasi visual dan motorik anak-anak. Dengan tangan yang terbiasa bergerak cepat namun tetap hati-hati, mereka belajar mengendalikan gerakan tubuh mereka dengan lebih baik. 

Selain itu, permainan ini menuntut kemampuan kontrol gerakan jari-jari dan tangan, di mana pemain harus dapat mengatur kewuk yang digenggam dengan satu tangan tanpa menyentuh lantai, sambil tetap memperhatikan kewuk lain yang tersisa.

Selain manfaat fisik, bermain beklen juga memberikan manfaat mental yang berharga. Permainan ini dapat melatih konsentrasi, di mana pemain harus fokus untuk menghindari menyentuh kewuk lain selama permainan. Latihan ini membantu memperkuat daya konsentrasi anak-anak, yang dapat membawa dampak positif dalam aspek kehidupan sehari-hari mereka. 

Selanjutnya, beklen juga mengajarkan sifat sportifitas, di mana pemain diajarkan untuk tidak mencari-cari kesalahan pada lawan dan menerima kekalahan dengan lapang dada. Ini adalah pelajaran berharga tentang sikap positif dan menghargai semangat bermain daripada hasil akhir.

Tidak hanya itu, bermain beklen juga melatih keuletan dan toleransi. Anak-anak belajar untuk bersikap gigih untuk mencapai kemenangan, tetapi sekaligus memahami bahwa kekalahan adalah bagian dari permainan. Mereka diajarkan untuk tidak mengganggu konsentrasi lawan selama bermain, mengasah sikap toleransi, dan membangun sikap jujur. 

Dengan demikian, permainan tradisional beklen tidak hanya memperkaya kehidupan anak-anak dengan kesenangan bermain, tetapi juga membentuk karakter dan membawa manfaat yang berkelanjutan dalam perkembangan fisik dan mental mereka.

Permainan tradisional beklen adalah warisan budaya yang memperkaya kehidupan masyarakat Indonesia dengan nilai-nilai yang mendalam. Dengan beragam manfaat fisik dan mental yang dapat diperoleh dari permainan ini, penting bagi kita untuk mempertahankan dan melestarikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya kita. 

Beklen bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga cerminan nilai-nilai seperti kerjasama, sportivitas, dan sikap jujur yang perlu diwariskan kepada generasi muda.

Dalam era modern yang diwarnai teknologi dan perubahan gaya hidup, melestarikan permainan tradisional seperti beklen menjadi tugas bersama. Perkenalan dan pengenalan permainan ini kepada generasi muda akan membawa mereka lebih dekat dengan akar budaya bangsa. Dengan memahami sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam beklen, generasi muda dapat menghargai kekayaan budaya lokal mereka sendiri. 

Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari komunitas, pendidik, dan keluarga untuk secara aktif mempromosikan dan mendukung permainan tradisional seperti beklen, sehingga generasi mendatang dapat terus merasakan keindahan dan kegembiraan bermain, sambil tetap terhubung dengan akar budaya yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun