Kota Bandung, sebagai destinasi wisata yang terkenal dengan pesona alam, kuliner, dan budayanya, juga memamerkan kekayaan sejarahnya melalui berbagai museum yang tersebar di seluruh kota.Â
Salah satu destinasi budaya yang menarik adalah Museum Sri Baduga, yang terletak di Jalan BKR, seberang Taman Tegallega, Kota Bandung. Dikenal sebagai museum yang memajang peninggalan-peninggalan bersejarah dari Jawa Barat, Museum Sri Baduga menjadi saksi bisu perjalanan waktu, menyimpan dan memamerkan warisan budaya yang kaya akan nilai dan keindahan.
Menghadirkan sejumlah artefak dan peninggalan bersejarah, Museum Sri Baduga tidak hanya menjadi tempat penyimpanan barang berharga, tetapi juga jendela yang mengungkapkan kekayaan budaya dan sejarah Jawa Barat.
Dengan letaknya yang strategis, museum ini menawarkan pengalaman edukatif yang mendalam bagi pengunjung yang ingin menggali lebih dalam tentang perjalanan panjang dan perkembangan budaya yang telah membentuk identitas masyarakat Jawa Barat.
Permainan tradisional bola beklen, yang berasal dari Jawa Barat, menjadi salah satu bagian dari warisan budaya Indonesia. Permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan.Â
Permainan ini menyajikan pengalaman bermain yang unik dan menghibur. Bola beklen memiliki akar sejarah yang menarik, terutama karena pengaruh budaya Belanda pada awal kemunculannya.Â
Nama "beklen" sendiri berasal dari bahasa Belanda "bikkelen," yang secara harfiah berarti membanting tulang. Meskipun demikian, permainan ini telah melebur dengan sentuhan lokal dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa Barat.Â
Permainan tradisional beklen adalah suatu permainan yang melibatkan ketangkasan dan keterampilan tangan anak perempuan berusia 7 hingga 12 tahun. Untuk memainkannya, dibutuhkan bola beklen kecil berdiameter 3 cm yang terbuat dari karet, serta 10 biji kewuk yang bisa terbuat dari cangkang kerang atau kuningan. Kewuk sendiri memiliki bentuk menyerupai cangkang kerang dan berfungsi sebagai target atau tujuan dalam permainan ini.Â
Sebagai alternatif, biji kuningan yang berbentuk mirip biji mete dengan dua sisinya ditandai titik merah bulat juga bisa digunakan sebagai alat pengganti kewuk. Permainan ini dapat dilakukan baik di dalam ruangan tertutup maupun di luar ruangan terbuka, dengan media bermain yang datar seperti keramik atau tanah agar bola dapat memantul secara stabil.
Selama permainan, peserta akan beradu ketangkasan dalam menangkap bola beklen yang dilemparkan oleh lawan. Pemain harus melemparkan bola beklen hingga bola tersebut melambung di udara, sementara mereka dengan cepat menyebarkan kewuk atau biji kuningan ke area permainan.Â