Telah tunai dendam dan sesal,
tangis jatuh bagai embun di kulit daun,
mihrab bagi kelahiran cinta.
Kuserahkan segumpal darah
tercabik tangan serigala.
Rengkuhlah, Kekasih,
hasrat yang ranum
dari rimba kemalanganku.
Bertelanjang, berkuntum lugu
tanpa sehelai akanan,
diriku tergugah, selugas bayi yang merindu
hangat rahim Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!