Malam memberi gelap yang baik
bagi sekuntum melati
memekarkan kilau putihnya,
seperti menampung sinar bulan
kepada bintang.
Sabda akan jatuh,
setelah doa-doa ditambatkan,
seteguh sauh menuju
dasar sanubari.
Dengan lutut gemetar
Ia mohonkan-- duka api
dipadamkan, sebelum angin mengobarkan:
Duhai kokohkan aku menerima arus, bergelombang ribuan bangkai daun-daun
tanpa menaruh dendam pada sungai, yang berpatuh pada takdirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!