"Dia lebih mencintaiku daripada kamu.
Di dalam dunia, manusia suka sekali melupakanmu."
"Biarkan saja."
"Manusia memelukku dengan teramat erat seolah-olah aku miliknya, seolah-olah perpisahan tak pernah ada."
"Tidak apa-apa, manusia memang begitu. Tapi aku mencintai mereka."
"Manusia itu pelupa dan kotor. Apakah kau masih mencintainya?"
"Masih dan akan terus mencintainya."
"Manusia bahkan tidak ingat waktu ketika mencintaiku. Apakah kau tetap mencintainya?"
"Tentu saja. Tak usah diragukan."
Sepanjang-panjang usia manusia, aku tetap pemenangnya. Cintaku lebih unggul dari harta dan kedudukan. Cintaku lebih agung dari gunung, lebih tabah dari laut yang menyimpan ribuan sampah.
Aku tak peduli dengan ingatan pendek manusia, dan hasrat panjangnya padamu. Aku tetap akhir yang musti mereka terima.
Aku pun tak mau tau dengan cinta manusia pada kehidupan dunia, aku tetap akhir yang musti mereka hayati.