Mohon tunggu...
Indah Destriani Rahayu
Indah Destriani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya manusia biasa.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030108), Gadis asal Bandung yang hobi bersenandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ada Apa Sih di Museum Affandi?

24 Maret 2022   17:17 Diperbarui: 24 Maret 2022   17:48 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maestro Seni Lukis Indonesia yang memiliki nama lengkap Affandi Koesoema atau akrab disapa Affandi ini lahir di Cirebon Jawa Barat pada tanggal 18 Mei 1907. Ayah dari seorang Affandi bernama R. Koesoema yang merupakan seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug Cirebon.

Affandi menjadi salah satu dari segelintir anak negeri yang mendapat Pendidikan formal yang cukup tinggi pada masa kolonial Belanda, ia mengenyam Pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), dan Algemeene Middelbare School (AMS).

Seorang Affandi sebelum menjadi pelukis hebat ia adalah seorang guru, ia juga sempat menjadi seorang tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame di salah satu gedung bioskop di Bandung. Namun semua pekerjaan yang ia tekuni ini tidak bertahan lama karena Affandi lebih tertarik dan ingin mendalami bidang seni lukis.

Perkembangan Affandi dalam bidang seni lukis dimulai dengan bergabung dalam kelompok seniman "Lima Bandung" dimana kelompok ini berisi beberapa pelukis kenamaan, mereka adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, Wahdi Sumanta dan Affandi sendiri yang menjadi ketua.

Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya pada tahun 1943 di Gedung Poetra Djakarta. Pada tahun 1949 Affandi sempat mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di The Art School Santiniketan Tagore University India.

Sudah lebih dari 2000 karya Lukis yang dilahirkan oleh seorang Affandi di sepanjang hidupnya. Karya-karyanya dipamerkan di beberapa benua, diantaranya benua Asia, Eropa, Amerika dan Australia. Selama hidup menjadi seorang pelukis, Affandi banyak mendapat penghargaan terkemuka yang ia dapatkan dari berbagai negara.

Penghargaan yang diterima seperti Doktor Honoris Causa dari University of Singapore, Dag Hammarskjold, Internasional Peace Prize (Florence, Italia), Grand Maestro (Florence, Italia) dan masih banyak lagi.

Lukisan Affandi memiliki aliran Ekspresionisme atau Abstrak. Hal ini seringkali membuat lukisannya sulit dimengerti oleh orang lain terutama orang yang tidak mengenal dunia seni lukis. Affandi sering menyebut dirinya sebagai pelukis kerbau. Affandi menganggap kerbau sebagai binatang yang paling bodoh seperti dirinya. Maestro Lukis ini tidak suka membaca dan membutakan diri terhadap berbagai macam teori.

Beberapa lukisan yang dibuat oleh Affandi ia jual sendiri dan biaya hasil penjualan dari lukisan-lukisan yang ia buat itu digunakan untuk merancang Museumnya sendiri diatas tempat tinggalnya yang terletak di Yogyakarta.

Affandi membangun Galeri I yang dimulai dengan desain yang ia kerjakan sendiri dan pembangunan Galeri I ini berhasil diselesaikan pada tahun 1962 dan diresmikan tahun 1974 oleh direktur Kebudayaan Umum prof Ida Bagus Mantra.

Selanjutnya pembangunan Galeri II Affandi mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Indonesia yang bermula ketika Presiden Soeharto berkunjung ke Museum tersebut. Pembangunan Galeri II ini dimulai pada tahun 1987 dan diresmikan tanggal 9 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan Prof Dr Fuad Hassan.

Namun, dua tahun setelah peresmian Galeri II museumnya Affandi menghembuskan nafas terakhirnya, tepat pada tanggal 23 Mei 1990, disusul oleh istri pertamanya yaitu Maryati yang menghembuskan nafas terakhirnya satu tahun setelahnya yaitu pada tanggal 26 Mei 1991. Makam Affandi dan istri pertamanya Maryati ini dibuat bersebelahan, mereka dimakamkan di kediamannya yang sekarang sudah menjadi Museum Affandi.

Tujuh tahun setelah wafatnya Affandi  yaitu pada tahun 1997, Museum Affandi membangun Galeri III yang diresmikan tahun 2000 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Galeri Terakhir atau Galeri IV dibangun pada tahun 2002, pembangunan ini bertujuan untuk memamerkan lukisan-lukisan karya anggota keluarga Affandi, termasuk karya Didit (cucu Affandi).

Museum Affandi terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di jalan Laksda Adisucipto no 167 Yogyakarta, museum ini berada di tepi sungai Gajah Wong. Museum Affandi terletak pada lahan seluas 3,5 hektar dan terdiri dari 4 Galeri beserta bangunan pendukung lainnya. Selain museum, ada juga bangunan unik dengan dua lantai yang dulunya menjadi tempat tinggal Affandi dan keluarga. Pada Galeri-Galeri yang ada di Museum ini berisi karya-karya Affandi, kerabat terdekat serta keluarganya.

Koleksi Lukisan Galeri IV Museum Affandi (dokumentasi pribadi)
Koleksi Lukisan Galeri IV Museum Affandi (dokumentasi pribadi)

Pada pengunjungan saya pribadi pada tanggal 15 Maret 2022 kemarin ada banyak daya tarik yang ada di Museum Affandi ini.

Di lokasi Museum terdapat pepohonan rindang disekitar lahan parkir, suasana di Museum juga tidak terlalu panas meski pengunjung datang di siang hari. Didalam Museum ini terdapat lebih dari 300 lukisan karya Affandi yang tersusun rapi. Tidak hanya lukisan Affandi, ada juga sekitar 700 lukisan dari pelukis-pelukis terkenal yang tertata rapi di Museum tersebut.

Selain lukisan, di dalam Galeri juga dipamerkan barang-barang pribadi yang pernah digunakan oleh Affandi. Barang-barang yang ada seperti mobil, alat komunikasi, sepeda serta cerutu yang selalu Affandi gunakan terpajang di museum dengan kondisi yang terawat.

Pada bangunan disebelah museum yang dahulunya merupakan rumah Affandi sekarang dijadikan sebuah caf bernama Caf Loteng yang dapat dikunjungi oleh pengunjung. Ada juga makam Affandi dan istri pertamanya Maryati yang berada di sebelah utara Galeri I atau diantara Galeri I dan Galeri II yang juga sanagat terawat, pengunjung diperbolehkan untuk masuk dan mengirim doa.

Lukisan-lukisan yang dipajang di Galeri I merupakan karya Restropektif Affandi yang memiliki nilai sejarah mulai dari awal karirnya hingga selesai. Semua lukisan yang di pajang di Galeri ini tidak dijual, hanya untuk dinikmati pengunjung. Semua lukisan yang terpajang di Galeri terdapat keterangan, pengunjung juga bisa bertanya lebih jauh mengenai lukisan tersebut kepada pemandu yang ada disana.

Pada Galeri I juga berisikan barang-barang pribadi Affandi yang digunakan semasa hidupnya. Barang yang ada antara lain mobil sedan Mitsubishi Gallant, sepeda, kuas, sarung dengan motif kotak-kotak yang sering ia gunakan, klipping, foto-foto kenangan, serta pipa cerutu. Semua peninggalan Affandi ini diberi penjelasan dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Selain itu ada juga patung Affandi dengan anak perempuan tunggalnya yaitu Kartika Affandi.

Memasuki Galeri II kita akan melihat disisi kanan banyak sketsa lukis karya Affandi sebelum terbang ke India, dan disisi kiri berderet lukisan-lukisan Affandi setelah pulang dari India. Selain itu ada juga beberapa lukisan dari teman-temannya Affandi baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal seperti Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Hendra, Rusli, Fajar Sidik dan lain-lain.

Sedangkan di Galeri III bangunannya terlihat lebih modern dari dua Galeri sebelumnya. Galeri III ini memiliki tiga lantai dengan fungsi yang berbeda. Lantai pertama digunakan untuk memajang karya lukisan keluarga Affandi. Lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk merawat lukisan dan lantai bawah tanah digunakan sebagai tempat penyimpanan lukisan.

Di Galeri III ini terpajang lukisan-lukisan dari istri pertama Affandi yaitu Maryati, anak perempuan Affandi dari istri keduanya Rukmini, juga lukisan-lukisan terbaru anak perempuan tunggal dari istri pertamanya Kartika Affandi yang dibuat sejak tahun 1999 dan lukisan terbarunya dibuat pada tahun 2020. Selain lukisan-lukisan keluarganya, di Galeri III juga ada pemutaran video perjalanan hidup Affandi sebagai pelukis. Disana disediakan kursi untuk pengunjung yang ingin menikmati isi video tersebut.

Karya lukis milik istri pertama Affandi atau Maryati Affandi dikenal dengan teknik lukis sulam. Selain itu ia juga menguasai teknik lukis dengan cat minyak. Saat ini karya-karyanya masih terpajang di Galeri III.

Sedangkan Karya Kartika Affandi anak dari Maryati dan Affandi tidak kalah jauh baik dari sang ayah. Namun, Kartika lebih banyak menampilkan semangat kehidupan dalam karyanya. Nukilan-nukilan kehidupan menjadi tema pokok dalam karya seorang Kartika Affandi atau dalam kata lain Kartika mengangkat nukilan kehidupan sebagai tema sentral karyanya. Karya-karya Kartika terlihat lebih banyak warna itulah mengapa karyanya disebut menampilkan semangat kehidupan.

Di Galeri ke IV sekarang digunakan sebagai Studio Lukis oleh Didit (cucu Affandi),  sama seperti Kartika Affandi, Didit juga masih aktif melukis sampai sekarang. Bahkan banyak karya-karya lukis terbarunya yang masih belum terpajang. Semua karya di studio ini juga di jual, harga satu karyanya sampai menyentuh angka puluhan juta rupiah. Galeri IV ini dikelola oleh Didit dan teman-temannya sesama pelukis.

Sedangkan Menara dekat Galeri III yang berbentuk gardu bisa digunakan oleh pengunjung untuk menikmati pemandangan Kota Yogyakarta dari ketinggian dan pemandangan keseluruhan Sungai Gajah Wong dan Museum Affandi

Ada beberapa perubahan tampilan luar yang kini terlihat cukup banyak warna dan gambar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang telihat polos. Gambar-gambar yang ada di tembok Museum Affandi dibuat oleh anak perempuan tunggalnya yaitu Kartika Affandi. Perubahan baik ini membuat Museum Affandi terlihat semakin cantik dan menarik.

Anak perempuan tunggal Affandi Kartika Affandi atau lebih akrab disapa mami masih tinggal disalah satu Gedung dikawasan Museum Affandi. Museum Affandi ini juga dikelola langsung oleh Kartika Affandi bersama dengan Didit Slenthem. Pengunjung bisa langsung bertemu dengan Kartika dan mewawancarainya jika beruntung. Karena Kartika masih aktif sekali di daerah tempat tinggalnya, sehingga ia tidak selalu berada di Museum.

Untuk harga tiket masuk Museum Affandi sendiri yaitu Rp. 50.000 perorang. Tetapi untuk para mahasiswa yang sudah memiliki KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) bisa menunjukkannya dan akan mendapat potongan sebesar 50%, sehingga untuk pengunjung mahasiswa hanya perlu membayar sebesar Rp. 25.000 perorang. Tiket masuk ke Museum Affandi juga bisa ditukarkan ke Caf Loteng untuk mendapatkan sebotol minuman ringan untuk menemani pengunjung berkeliling Museum.

Untuk kamu yang memiliki ketertarikan di Dunia Seni Lukis, Museum Affandi ini harus masuk dalam list kunjungan mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun