Tahun ajaran baru tak terasa segera menjelang. Banyak sekolah yang sudah mulai memasang poster, banner, atau layanan informasi lainnya baik secara langsung maupun melalui laman media sosial masing-masing.
Tentu saja mereka memberitakan bahwa pendaftaran siswa baru telah dibuka. Beragam informasi mencuat dan berlomba-lomba untuk segera diketahui masyarakat luas. Tapi eits, ini biasanya berlaku untuk sekolah swasta. Bagaimana dengan sekolah negeri? Mereka tidak perlu untuk melakukan itu semua karena waktu pendaftaran murid baru bagi lembaga pendidikan negeri telah ditentukan oleh pemerintah.
Sekolah swasta sering dijadikan pilihan kedua jika seorang murid gagal diterima di sekolah negeri. Tapi ada juga sekolah swasta yang menjadi pilihan utama dan pilihan favorit bagi sebagian orang tua murid yang mampu dan percaya pada kualitas sekolah tersebut.
Lalu mengapa sekolah swasta banyak yang mencuri start untuk membuka waktu pendaftaran lebih awal? Alasan utamanya adalah untuk mencari murid sebanyak-banyaknya. Tak bisa dipungkiri karena sekolah swasta berdiri di atas kaki sendiri, seluruh pembiayaan dan pendanaan adalah urusan rumah tangga sekolah swasta itu sendiri. Namun tak menutup kemungkinan untuk menerima bantuan dari pemerintah seperti menerima penyaluran dana BOS dan lainnya.
Saat ini banyak sekali sekolah swasta baru muncul. Ini akan menimbulkan persaingan terutama bagi sesama sekolah swasta. Berbagai program dan fasilitas baru ditawarkan dengan beragam biaya sekolah. Biasanya semakin elit bentuk fisik gedung sekolah semakin mahal pula biaya masuknya. Orang tua semakin dibuat bingung untuk menentukan pilihan pendidikan bagi putra-putrinya.
Barangkali yang akan kebakaran jenggot adalah sekolah swasta yang telah berdri lebih lama dan berada dalam satu wilayah yang berdekatan dengan sekolah swasta yang baru muncul. Apalagi jika sekolah swasta lama itu tidak memiliki gedung sekolah yang tak mampu bersaing dengan sekolah baru ditambah dengan fasilitas dan layanan pendidikan yang itu-itu saja. Walhasil, sekolah itu akan ditinggalkan orang dan sepi peminat.
Bagaimana untuk mempertahankannya? Tidak mudah memang. Seluruh komponen sekolah harus bergerak dan melakukan perubahan bersama. Jangan menyerah adalah kunci utama yang harus dimiliki sekolah untuk terus bersinergi dan berinovasi agar sekolah tetap bertahan dan memiliki murid dengan jumlah yang sesuai.
Selain terus mempertahankan reputasi baik yang telah dimiliki sekolah, melakukan promosi sesuai waktu yang telah disepakati, dan berbagai inovasi lainnya, sekolah juga perlu mengingat dasar dan hakikat pendidikan serta kodrat alamiahnya.
Membentuk anak menjadi manusia yang berkembang secara utuh adalah hakikat pendidikan, dan kodrat alamiahnya adalah bahwa seorang anak manusia itu butuh pengalaman untuk berkembang.
Seperti yang akan dilakukan oleh sekolah di tempat saya mengajar, sebuah sekolah swasta yang harus dan terus meningkatkan daya saing karena keberadaan sekolah-sekolah swasta baru yang bermunculan. Tentunya sekolah kami tidak pernah meninggalkan dasar hakikat dan kodrat alamiah pendidikan. Anak harus terus bertumbuh dan memiliki minat dan rasa ingin tahu (curiosity), mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas dan yang perlu diingat bahwa setiap anak itu berbeda dan beragam (diverse)- konteks belajar, "Muhammad Nur Rizal, founder GSM"
Beragam cara kami lakukan untuk menarik minat masyarakat akan keberadaan sekolah kami yang berusia cukup tua dan pernah berjaya pada masanya. Promosi segala cara dalam rangka melaksanakan program PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) seperti promosi melalui media sosial sekolah, bekerja sama dengan berbagai pihak dan aneka kegiatan lainnya.
Lalu apakah perlu sekolah kami memiliki sebuah jenama? Jawabannya tentu saja. Ya, jenama yang memiliki arti sebagai merek (menurut KBBI) atau lebih dikenal dengan sebutan branding (bahasa Inggris). Tentu saja semua sekolah memerlukan adanya jenama yang bertujuan untuk mempertahankan keberadaan atau eksistensi di tengah-tengah kehadiran sekolah-sekolah baru (sekolah swasta).
Jenama sekolah juga bahkan bisa membangkitkan semangat seluruh warga sekolah untuk terus mempertahankan kredibilitas sekolah sebagai sebuah lembaga kepercayaan masyarakat.
Tapi ingat, jangan asal membuat jenama tanpa ada makna dan jauh dari visi dan misi yang dimiliki sekolah.
Menciptakan jenama sekolah berdasarkan hakikat dan kodrat dari pendidikan dan dikolaborasikan dengan kebutuhan zaman. Sekolah yang akan selalu dilirik masyarakat adalah sekolah yang berhasil menjajarkan dirinya sesuai dengan zaman. Sekolah yang terus mempertahankan ciri dan kekhasannya.
Jenama diciptakan dari beragam inovasi yang dijadikan satu. Memuat tradisi budaya dan teknologi. Jika pada umumnya sekolah mengutamakan proses dan pencapaian akademik semata, sekolah kami berusaha menyelaraskan pencapaian akademik dan penilaian perkembangan anak secara alamiah.
Kami menyisipkan dan menawarkan konsep asesmen keduanya, akademik & non akademik serta laporan pengamatan guru atas perkembangan yang telah dicapai oleh seorang individu (murid) meskipun baru sedikit.
Kami merasa ini akan menjadikan daya tarik sekolah untuk turut serta mencerdaskan generasi bangsa dengan mendampingi setiap anak berproses dan berkembang sesuai minat, bakat, dan kemampuannya.
Jadi, di akhir tahun pembelajaran murid dan orang tua akan mengetahui perkembangan akademik/non akademik serta perkembangan diri yang ditilik dari rasa ingin tahu, daya imajinasi dan kreativitas serta keberagaman kemampuan diri.
Menciptakan dan mewujudkan branding sekolah sebenarnya mudah asal kita sebagai pendidik memahami kodrat dan hakikat pendidikan. Tak perlu neko-neko atau terlalu up to date, asal kita paham kebutuhan setiap individu (murid) saat mereka menghabiskan waktu di sekolah.
Seperti sekolah kami yang akan memberikan ending yang manis di setiap akhir tahun pelajaran, yaitu penerimaan buku laporan perkembangan akademik dan perkembangan diri anak secara alamiah dan hakiki. Pasti banyak cara yang dapat dilakukan sekolah-sekolah swasta untuk mempertahan eksistensinya dan mampu bersaing secara sehat. Memiliki dua buku laporan kepada anak didik adalah salah satu trik agar cipta jenama sekolah menjadi penarik minat khalayak. Kita semua  pasti bisa demi pendidikan di negeri kita tercinta, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H