Mohon tunggu...
Indah RizkiDwiyanisa
Indah RizkiDwiyanisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Diponegoro

Staff Publikasi dan Dokumentasi Tim P2MD HMTRKI Undip 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

HMTRKI Undip Dorong Masyarakat Desa Losari Produksi Pupuk dan Pakan Ternak Mandiri dengan Maggot BSF

28 September 2022   07:00 Diperbarui: 28 September 2022   07:04 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan maggot kering untuk pakan ternak. Foto : Indah Dwiyanisa

“Saya semangat untuk bersama-sama menjalankan program ini. Ini, kan, program mahasiswa Undip untuk Desa Losari, harapannya kita bersama-sama bisa menuai manfaat dari menjalankan program ini dengan baik,” ujarnya.

Masyarakat Desa Losari juga diajak untuk mengolah kasgot atau kotoran dari budidaya maggot menjadi pupuk kompos. Dengan demikian, budidaya maggot ini juga tidak meninggalkan limbah mengingat salah satu latar belakang pembudidayaan maggot ialah untuk mengurangi limbah sayur di Desa Losari.

Mahasiswa HMTRKI Undip membuat kandang lalat di Desa Losari. Foto : Indah Dwiyanisa
Mahasiswa HMTRKI Undip membuat kandang lalat di Desa Losari. Foto : Indah Dwiyanisa
Hingga 28 September 2022, beberapa masyarakat telah mulai mencobakan maggot sebagai pakan ternaknya. Tidak hanya itu, masyarakat juga mencobakan maggot untuk pakan ikan dan burung. Dari sektor pertanian sendiri, sudah dilangsungkan penanaman bibit dan penyebaran pupuk. Dengan demikian, program ini sudah memasuki tahap realisasi sebelum nantinya diperoleh hasil terkait efektivitas program. 

Pembangunan kandang maggot permanen juga sudah berlangsung dengan melibatkan warga dalam pembangunannya dan mahasiswa dalam pembuatan perlengkapan kandang seperti rak, biopond, kabinet, dan kandang lalat.

Penanaman bibit dan penyebaran pupuk kompos oleh Mahasiswa HMTRKI Undip bersama petani Desa Losari. Foto : Syaikha Dhiya’ulhaq
Penanaman bibit dan penyebaran pupuk kompos oleh Mahasiswa HMTRKI Undip bersama petani Desa Losari. Foto : Syaikha Dhiya’ulhaq
Selaras dengan yang disampaikan Miftahul Hadi, Pak Nur sebagai salah satu kader yang kesehariannya bekerja sebagai peternak bebek dan petani sayur, juga menyambut baik program ini. “Saya sempat menghentikan kegiatan ternak bebek saya karena mahalnya harga konsentrat untuk campuran pakan. 

Namun, kini saya mulai bisa menjalankan kembali kegiatan beternak saya dengan maggot yang dibudidaya di Desa kami. Ternyata maggot memiliki potensi yang besar dan mudah dibudidaya,” pungkas Nur.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun