Tim P2MD (Program Pemberdayaan Masyarakat Desa) HMTRKI Undip lolos pendanaan dari Kemenristekdikti dengan mengusung program kerja pemberdayaan masyarakat desa dalam pembuatan pakan ternak bebek petelur dan pupuk kompos dari maggot BSF (Black Soldier Fly). Budidaya maggot menjadi program kerja utama yang akan menyokong jalannya program kerja lain, yaitu pembuatan pakan ternak dan pupuk kompos.
Tim P2MD HMTRKI Undip memilih maggot BSF sebagai program utama dalam kegiatan pemberdayaannya dengan mempertimbangkan beragam manfaat dan potensi dari maggot.
Selain itu, maggot juga dapat dibudidayakan dengan efisien dan ekonomis melalui pemanfaatan limbah organic sebagai sumber pakannya. Hal ini juga menjadi salah satu upaya Tim P2MD HMTRKI Undip untuk mengurangi sampah organic di Desa Losari.
Sebelum mensosialisasikan mekanisme budidaya dan pembuatan pakan ternak serta pupuk, Tim P2MD HMTRKI Undip telah berdiskusi dengan ahli pertanian dan peternakan serta melakukan pengujian laboratorium terkait kandungan protein pakan ternak dari maggot ke Laboratorium Uji Obat dan Pakan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.
Tim P2MD HMTRKI juga melakukan pelatihan terkait budidaya maggot dan pembuatan pupuk bersama Pak Dar dan Pak Didik dari TPA Blondo, Kabupaten Semarang. Selain itu, Tim P2MD HMTRKI Undip juga berdiskusi tentang persiapan serta mekanisme budidaya maggot melalui Pak Joko, selaku pembudidaya maggot dari TPA Jatibarang, Semarang.
Pada tanggal 16 Agustus lalu, sebanyak 15 orang kader dari Desa Losari telah mendapat sosialisasi tentang cara pembudidayaan maggot BSF serta cara pembuatan pakan ternak dan pupuk kompos. Nantinya, masyarakat akan mengolah maggot hasil budidaya untuk dikeringkan menjadi campuran pakan ternak.
Pakan ternak yang akan dibuat sendiri tetap menggunakan formulasi yang sebelumnya telah digunakan oleh para peternak khususnya peternak bebek petelur dan pedaging. Hanya saja, persentase konsentrat akan dikurangi dan diganti dengan maggot kering sehingga biaya yang dibutuhkan peternak untuk pembelian bahan baku pakan dapat diturunkan karena maggot didapat melalui budidaya mandiri masyarakat Desa Losari.
Menanggapi keberjalanan program P2MD ini, Miftahul Hadi selaku ketua kader dari Desa Losari, menyampaikan keterbukaan dan semangatnya untuk berkontribusi dengan menjadi ketua kader sekaligus sukarelawan meminjamkan lahan untuk pembangunan kendang maggot.
“Saya semangat untuk bersama-sama menjalankan program ini. Ini, kan, program mahasiswa Undip untuk Desa Losari, harapannya kita bersama-sama bisa menuai manfaat dari menjalankan program ini dengan baik,” ujarnya.
Masyarakat Desa Losari juga diajak untuk mengolah kasgot atau kotoran dari budidaya maggot menjadi pupuk kompos. Dengan demikian, budidaya maggot ini juga tidak meninggalkan limbah mengingat salah satu latar belakang pembudidayaan maggot ialah untuk mengurangi limbah sayur di Desa Losari.
Hingga 28 September 2022, beberapa masyarakat telah mulai mencobakan maggot sebagai pakan ternaknya. Tidak hanya itu, masyarakat juga mencobakan maggot untuk pakan ikan dan burung. Dari sektor pertanian sendiri, sudah dilangsungkan penanaman bibit dan penyebaran pupuk. Dengan demikian, program ini sudah memasuki tahap realisasi sebelum nantinya diperoleh hasil terkait efektivitas program.
Pembangunan kandang maggot permanen juga sudah berlangsung dengan melibatkan warga dalam pembangunannya dan mahasiswa dalam pembuatan perlengkapan kandang seperti rak, biopond, kabinet, dan kandang lalat.
Selaras dengan yang disampaikan Miftahul Hadi, Pak Nur sebagai salah satu kader yang kesehariannya bekerja sebagai peternak bebek dan petani sayur, juga menyambut baik program ini. “Saya sempat menghentikan kegiatan ternak bebek saya karena mahalnya harga konsentrat untuk campuran pakan.
Namun, kini saya mulai bisa menjalankan kembali kegiatan beternak saya dengan maggot yang dibudidaya di Desa kami. Ternyata maggot memiliki potensi yang besar dan mudah dibudidaya,” pungkas Nur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H