“Saya semangat untuk bersama-sama menjalankan program ini. Ini, kan, program mahasiswa Undip untuk Desa Losari, harapannya kita bersama-sama bisa menuai manfaat dari menjalankan program ini dengan baik,” ujarnya.
Masyarakat Desa Losari juga diajak untuk mengolah kasgot atau kotoran dari budidaya maggot menjadi pupuk kompos. Dengan demikian, budidaya maggot ini juga tidak meninggalkan limbah mengingat salah satu latar belakang pembudidayaan maggot ialah untuk mengurangi limbah sayur di Desa Losari.
Hingga 28 September 2022, beberapa masyarakat telah mulai mencobakan maggot sebagai pakan ternaknya. Tidak hanya itu, masyarakat juga mencobakan maggot untuk pakan ikan dan burung. Dari sektor pertanian sendiri, sudah dilangsungkan penanaman bibit dan penyebaran pupuk. Dengan demikian, program ini sudah memasuki tahap realisasi sebelum nantinya diperoleh hasil terkait efektivitas program.
Pembangunan kandang maggot permanen juga sudah berlangsung dengan melibatkan warga dalam pembangunannya dan mahasiswa dalam pembuatan perlengkapan kandang seperti rak, biopond, kabinet, dan kandang lalat.
Selaras dengan yang disampaikan Miftahul Hadi, Pak Nur sebagai salah satu kader yang kesehariannya bekerja sebagai peternak bebek dan petani sayur, juga menyambut baik program ini. “Saya sempat menghentikan kegiatan ternak bebek saya karena mahalnya harga konsentrat untuk campuran pakan.
Namun, kini saya mulai bisa menjalankan kembali kegiatan beternak saya dengan maggot yang dibudidaya di Desa kami. Ternyata maggot memiliki potensi yang besar dan mudah dibudidaya,” pungkas Nur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H